Hikmah di Balik Pandemi, Optimisme Harus Tetap Tumbuh dan Bersemi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Sikap optimisme dan berbaik sangka sangat diperlukan dalam menghadapi masa sulit, terutama di masa pandemi. K.H. Dr. Mujib Qulyubi mengatakan, kita tidak mungkin bisa berbaik sangka jika tidak menyadari terlebih dahulu hikmah pandemi yang Allah berikan. “Dalam ajaran Islam, kita didorong oleh Allah untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di dunia,” ujarnya.
Hal itu disampaikan K.H. Mujib dalam acara ITB Talks: Ceramah Ramadhan, Kamis (21/4/2022), yang mengangkat tema “Optimisme dan Berprasangka Baik dalam Situasi Sulit (Pandemi)”.
Khatib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menyampaikan beberapa hikmah di balik pandemi. “Kita menyadari bahwa Allah Mahakuasa, memiliki hak veto. Para ahli sudah mengupayakan semaksimal mungkin dengan akal dan teknologi untuk menghentikan pandemi, tapi belum sepenuhnya berhasil. La haula wala quwwata illa billah, Allah maha segala-galanya, Mahakuat melebihi kekuatan siapapun di antara kita,” tuturnya.
Kedua, manusia tidak boleh sombong. Kehadiran pandemi ternyata mampu membuat negara adidaya sekalipun kesulitan dan kelimpungan. Tidak pantas bagi kita yang lemah, menyombongkan harta, ilmu, pangkat, dan sebagainya. Pandemi juga membiasakan kita agar selalu memaksimalkan usaha dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Selain itu, pandemi dan puasa, mengajarkan agar bisa beribadah ikhlas kepada Allah tanpa mengharapkan sesuatu karena manusia.
Pandemi juga dapat meningkatkan kepedulian sesama manusia. Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mengikuti program vaksin merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk saling menjaga kesehatan satu sama lain. Terakhir, pandemi mendorong kita untuk selalu belajar, mengadakan riset, dan terus menggali ilmu pengetahuan.
Dalam surah Az Zumar: 53, Allah memerintahkan kepada manusia agar tidak berputus asa dari rahmat-Nya karena sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Pandemi memang mengusik dan menghambat berbagai aktivitas dan pekerjaan, tetapi sesungguhnya rahmat Allah lebih besar. Apalagi saat ini momentumnya bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, K.H. Mujib mengatakan bahwa ini adalah bulan diadakannya bazar pahala dan promo ampunan dari Allah.
“Banyak kejayaan yang Allah berikan kepada umat Islam di bulan Ramadhan. Perang Badar dimenangkan pada Ramadhan 2 H. Pasukan muslim hanya berkekuatan sekitar 300 orang nampun mampu membekuk 1.000 pasukan kafir Quraisy atas izin Allah. Peristiwa Fathul Mekkah, kejayaan Perang Tabuk, penaklukkan Andalusia oleh Thariq bin Ziyad, bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun terjadi di bulan yang mulia ini,” bebernya. Kejadian-kejadian di masa lalu itu menjadi teladan untuk masa kini dan patut ditiru semangat optimismenya.
K.H. Mujib berpesan agar berbuat baik untuk meraih kebahagiaan dunia seakan-akan hidup selamanya dan berbuat baik untuk kebahagiaan akhirat seakan-akan mati besok. “Marilah kita bangun rumah masa depan yang akan kita tinggali selama-lamanya (akhirat) dan jangan lengah untuk hanya sekadar membangun rumah yang akan kita tinggal selama-lamanya (dunia),” tegasnya.
Di akhir, beliau menjelaskan tentang dua tujuan hidup menurut Imam Al Ghazali, yakni kebahagiaan dan ketenangan. Kebahagiaan dapat didapatkan dengan empat cara, yaitu harta berlimpah, jabatan, ilmu pengetahuan, dan kesehatan. Namun, kebahagiaan itu belum tentu mendatangkan ketenangan. Dan hanya ada satu jalan yang bisa mendatangkannya, yakni ibadah.
“Niatkan segala aktivitas yang dilakoni untuk beribadah kepada Allah SWT. Banyak amal yang besar menjadi kecil di hadapan Allah karena niat yang salah,” tutup K.H. Mujib dalam ceramahnya.
Acara ITB Talks: Ceramah Ramadhan dibuka terlebih dahulu oleh Sekretaris Institut, Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo. Ia mengatakan, di masa pandemi, kita tetap memerlukan penyesuaian perilaku akibat disrupsi yang terjadi. Perubahan adalah keniscayaan yang harus dihadapi secara optimisme dan sikap positif. "Untuk itulah KH. Mujib akan berbagi untuk mengayaan batin dan rohani kita dengan topik berprasangka baik dan optimisme dalam kondisi sulit," ujarnya.
Pada acara tersebut, pembacaan ayat Suci Al-quran dibawakan oleh Ust. Agus Eka Prasetyo. Sementara moderator pada acara ini dipandu oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Edwan Kardena, Ph.D.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)