Churip memiliki segelintir permasalahan untuk diselesaikan, seperti akses yang jauh dari kota, akses jalan, hingga kebutuhan air bersih. Daerah tersebut memiliki banyak sumber daya alam yang belum dimanfaatkan dengan baik.

“Salah satu cara untuk menggerakkan masyarakat agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada secara mandiri adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam aspek pendidikan. Namun, kondisi eksisting pendidikan di Desa Cihurip masih jauh dari kata ideal,” tutur Kemal (FI 19).

Kegiatan pengmas tersebut bertujuan untuk memetakan masalah dan potensi yang ada di Desa Cihurip dan meningkatkan semangat belajar serta kesadaran mengenai pentingnya pendidikan bagi pelajar di SMPN 01 Cihurip. “Terlebih lagi, kegiatan pengmas di tahun sebelumnya sempat mati suri karena hadirnya pandemi. Kami juga ingin meningkatkan rasa empati dan kepekaan anggota HIMAFI ITB dengan cara live in dan terlibat langsung dalam keseharian warga Desa Cihurip,” beber Anggia (FI 19).

Konsep science fair digarap dengan mata acara science experiment, mini talkshow, permainan, dan unjuk bakat. Mini talkshow yang dibawakan berupa kelas motivasi interaktif agar pelajar di sekolah tersebut terus bersemangat dalam menjalani proses belajar dan menyulut keinginan mereka agar mau melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Sementara untuk science experiment, kami mendemokan 6 percobaan sederhana yang dapat menjelaskan berbagai fenomena di alam lewat konsep fisika. Selain itu, kami juga melakukan games dengan para pelajar tersebut,” cerita Kemal.

Pengmas tersebut dilaksanakan pada 18-20 November 2022. Pada hari terakhir, peserta pengmas dibagi menjadi 3 kelompok secara acak untuk berinteraksi dengan warga desa. Tiga kelompok tersebut adalah kelompok pertanian padi, kelompok perkebunan aren, dan kelompok peternakan kambing. Kegiatan live in tersebut merupakan wujud silaturahmi HIMAFI ITB dengan warga Desa Cihurip.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)