Hitam Putih, "Sebuah Lubang di Semesta Berbentuk Manusia"

Oleh niken

Editor niken

BANDUNG, itb.ac.id – Sebuah Lubang di Semesta Berbentuk Manusia, sebuah pameran tunggal yang menampilkan 13 karya lukisan Sutarno, salah satu alumni Seni Lukis FSRD ITB. Pameran ini digelar di Galeri Soemardja gedung FSRD ITB mulai Senin (4/8) hingga Jumat (15/8) mendatang. Sekilas karya-karya hasil Sutarno akan membuat kita menyimpulkan hal yang negatif dari torehan warna hitam-putih yang kuat dalam kanvasnya, namun bagi Sutarno, lukisan hasil karyanya biasa-biasa saja, tidak cenderung menampilkan hal yang negatif dan gelap, seperti depresif atau kesepian. Beberapa karyanya pada pameran ini diberi judul yang sama, yaitu "Tanpa Judul" dan "Ruang Tanpa Judul". Disebut oleh sang kurator, Heru Hikayat, Sutarno mengetengahkan perihal manusia. Hal tersebut bukan karena di karya-karyanya terlihat figur-figur manusia, melainkan karena ruang di dalam gambarnya merupakan habitat manusia. Ruang-ruang tersebut dianggap merupakan penyangga bagi keberadaan manusia dalam kesehariannya. Sutarno mengolah cat seperti karya-karyanya yang terdahulu, hanya terdiri dari warna hitam dan putih. Sapuan kuuas pada karya-karya Sutarno pada pameran ini diperkuat dengan lapisan-lapisan pada sapuannya. Dari 13 karya yang ditampilkan, tidak ada satupun karya yang terlihat datar, semuanya berupa tumpukan-tumpukan sapuan di banyak bagian, bahkan tumpukan catnya hampir membentuk relief. Karena itulah, sapuan warna putih di setiap lukisannya tidak ada yang "bersih". Sutarno menyatakan karya-karyanya kali ini berhubungan dengan persoalan kuat dan lemah. Yang kuat dalam hal ini bukan manusia, melainkan tembok atau dinding yang membatasi manusia. Nampaknya Tarno tidak tertarik dengan bagian wajah manusia, tetapi lebih memperhatikan bagaimana sosok manusia dalam ruang.