HMIF ITB : Tambah Pengetahuan Bisnis Online Melalui Ajang Seminar E-Commerce
Oleh Syardianto
Editor Syardianto
BANDUNG, itb.ac.id- Dewasa ini, kegiatan masyarakat era Globalisasi bergeser ke tahap prilaku masyarakat ekonomi kreatif. Penggunaan teknologi informasi turut mengambil peran penting dalam perubahan siklus kehidupan masyarakat saat ini, internet adalah salah satu faktanya. Jaringan yang merambah luas di dunia ini telah menjadikan masyarakat khususnya di Indonesia ke tahap perilaku masyarakat ekonomi yang kreatif. Dengan teknologi tersebut, pencariaan Informasi menduduki peringat pertama dalam penggunaan jaringan Internet, selanjutnya posisi kedua ditempati oleh perilaku ekonomi seperti berbelanja online. Atas dasar kodisi inilah, Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF ITB) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMIK UI) dan SK Planet menyelenggarakan seminar teknologi yang bertemakan "Future Strategy Of E-Commerce In Indonesia".
Bertempat di Ruang Pertemuan Alumni Teknik Sipil ITB, acara seminar yang dihadiri oleh masa kampus ITB dari berbagai jurusan ini mengundang pembicara yang handal di bidang teknologi informasi yaitu Hari Nursasongko selaku wakil presiden dari Teravin Technovation dan Radityo Triatmojo dari Business and Development SK Planet Indonesia. Hari memaparkan bahwa saat ini Tren kegiatan online yang dilakukan masyarakat terbagi menjadi dua garis besar yaitu menggunakan sosial media dan menggunakan internet. Sosial media yang digunakan untuk proses pertemanan, berinteraksi dan berkomunikasi, serta penggunaan internet untuk mencari informasi. Namun kegiatan tersebut bergeser ke arah komersil, penggunaan internet dan sosial media tidak hanya terpaku pada pencarian informasi, komunikasi, dan interaksi saja namun merambah luas ke tahap jual beli online.
"Dulu pembelian tiket pesawat dengan manual, sekarang cukup melakukan transaksi online di tempat bahkan sudah bisa menentukan posisi kursi yang diinginkan," tutur Hari di sela pemaparannya.
Perubahan prilaku inilah yang menimbulkan penggunaan teknologi yang dinamakan E-Commerce. E-Commerce didefenisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer yaitu internet. Penjualan online ini didasarkan karena kebutuhan di dalam pola hidup masyarakat. "Jika masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi cabai, dan jika suatu saat harga cabai melambung naik, maka bisa saja terjadi kondisi dimana cabai akan di jual secara online," ungkap Radit.
Saat ini, untuk melakukan proses jual beli secara online baik membeli produk atau memasarkan produk tidaklah mudah. Masalah yang dihadapi ketika berbelanja online adalah tingkat kepercayaan konsumen seperti takut ditipu, tingkat merasakan suatu produk yang kurang, harga mahal, kurang tertarik, kualitas belum terjamin dan kurang tahu cara bertransaksi. Sehingga masalah-masalah inilah yang menjadi hambatan bagi masyarakat Indonesia dalam melaksanakan bisnis online. Hari menuturkan bahwa di Indonesia, belanja online yang paling sering di akses adalah belanja online busana, aksesoris dan barang elektronik. Untuk mengatasi masalah tersebut yang perlu dilakukan adalah menganalisis harga yang akan dipasarkan kepada konsumen, pengalaman yang harus didapatkan sebagai seorang produsen sebelum membuka usaha online dan kepercayaan yang diberikan produsen ke konsumen harus selalu di jaga.
Acara seminar yang berlangsung pada Jumat, (20/06/14) ini mendapat perhatian dan antusias yang besar bagi mahasiswa ITB. Karena melalui ajang seminar ini, pengetahuan dan wawasan mahasiswa terbuka lebar untuk menjadi pembisnis online pemula. Seminar tersebut tidak hanya memaparkanseputar E-commerce itu sendiri dan fakta yang terjadi di Indonesia tetapi juga peluang dalam berbisnis online di Indonesia yang memiliki harapan luas.
"Di Jerman, telah terdapat aplikasi pencarian lapangan pekerjaan. Masyarakat cukup dengan menggunakan aplikasi tersebut untuk mendapatkan pekerjaan bahkan di waktu luang mereka" tutur Hari bersemangat. "Dengan menggunakan teknologi E-commerce ini tentu akan mengurangi masalah pengangguran di Indoensia," sambungnya.
Dengan kata lain, semakin maraknya prilaku belanja online yang dilakukan masyarakat Indonesia tentu membuka peluang besar dalam melakukan penjualan online, karena orang yang cerdas adalah orang yang bisa membaca peluang dan orang yang sukses adalah orang yang memiliki kemauan dan niat yang sukses. "Semoga E-commerce di Indonesia lebih berkembang lagi layaknya tingkat perkembangan E-commerce di Negara-negara maju" harap Riezqo (Teknik Informatika 2013).
"Dulu pembelian tiket pesawat dengan manual, sekarang cukup melakukan transaksi online di tempat bahkan sudah bisa menentukan posisi kursi yang diinginkan," tutur Hari di sela pemaparannya.
Perubahan prilaku inilah yang menimbulkan penggunaan teknologi yang dinamakan E-Commerce. E-Commerce didefenisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer yaitu internet. Penjualan online ini didasarkan karena kebutuhan di dalam pola hidup masyarakat. "Jika masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi cabai, dan jika suatu saat harga cabai melambung naik, maka bisa saja terjadi kondisi dimana cabai akan di jual secara online," ungkap Radit.
Saat ini, untuk melakukan proses jual beli secara online baik membeli produk atau memasarkan produk tidaklah mudah. Masalah yang dihadapi ketika berbelanja online adalah tingkat kepercayaan konsumen seperti takut ditipu, tingkat merasakan suatu produk yang kurang, harga mahal, kurang tertarik, kualitas belum terjamin dan kurang tahu cara bertransaksi. Sehingga masalah-masalah inilah yang menjadi hambatan bagi masyarakat Indonesia dalam melaksanakan bisnis online. Hari menuturkan bahwa di Indonesia, belanja online yang paling sering di akses adalah belanja online busana, aksesoris dan barang elektronik. Untuk mengatasi masalah tersebut yang perlu dilakukan adalah menganalisis harga yang akan dipasarkan kepada konsumen, pengalaman yang harus didapatkan sebagai seorang produsen sebelum membuka usaha online dan kepercayaan yang diberikan produsen ke konsumen harus selalu di jaga.
Acara seminar yang berlangsung pada Jumat, (20/06/14) ini mendapat perhatian dan antusias yang besar bagi mahasiswa ITB. Karena melalui ajang seminar ini, pengetahuan dan wawasan mahasiswa terbuka lebar untuk menjadi pembisnis online pemula. Seminar tersebut tidak hanya memaparkanseputar E-commerce itu sendiri dan fakta yang terjadi di Indonesia tetapi juga peluang dalam berbisnis online di Indonesia yang memiliki harapan luas.
"Di Jerman, telah terdapat aplikasi pencarian lapangan pekerjaan. Masyarakat cukup dengan menggunakan aplikasi tersebut untuk mendapatkan pekerjaan bahkan di waktu luang mereka" tutur Hari bersemangat. "Dengan menggunakan teknologi E-commerce ini tentu akan mengurangi masalah pengangguran di Indoensia," sambungnya.
Dengan kata lain, semakin maraknya prilaku belanja online yang dilakukan masyarakat Indonesia tentu membuka peluang besar dalam melakukan penjualan online, karena orang yang cerdas adalah orang yang bisa membaca peluang dan orang yang sukses adalah orang yang memiliki kemauan dan niat yang sukses. "Semoga E-commerce di Indonesia lebih berkembang lagi layaknya tingkat perkembangan E-commerce di Negara-negara maju" harap Riezqo (Teknik Informatika 2013).