Hoax Analyzer, Inovasi Tim Cimol yang Menembus Imagine Cup 2017

Oleh Holy Lovenia

Editor Holy Lovenia

Hoax Analyzer


BANDUNG, itb.ac.id – Setelah melewati perjuangan panjang dan usaha keras, pada Kamis (06/04/17), Tim Cimol ITB berhasil menyisihkan berbagai pengembang muda lainnya dari seluruh Indonesia dan keluar sebagai juara Imagine Cup 2017 tingkat nasional yang diadakan oleh Microsoft. Dengan inovasinya yang dikenal sebagai “”, Feryandi Nurdiantoro (Teknik Informatika 2013), Tifani Warnita (Teknik Informatika 2013), dan Adinda Budi Kusuma Putra (Sistem dan Teknologi Informasi 2013) mendapatkan kesempatan untuk maju ke Imagine Cup 2017 tingkat regional Asia Tenggara yang akan diselenggarakan pada hari Minggu (23/04/17).


Mengenal Hoax Analyzer
Hoax Analyzer yang dikembangkan oleh Tim Cimol ITB adalah aplikasi berbasis situs yang berfungsi untuk menganalisis kebenaran dari pernyataan atau informasi berdasarkan sumber-sumber fakta yang beredar di internet. Proses pengecekan yang dilakukan oleh Hoax Analyzer menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP), yaitu pengolahan bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh manusia agar dapat dimengerti komputer, dan Machine Learning, yaitu proses pembelajaran komputer dari data. Hasil analisis yang ditampilkan oleh Hoax Analyzer adalah kesimpulan mengenai keabsahan informasi, persentase keyakinan menurut data-data yang tersedia, dan daftar sumber fakta terkait.



Awal dari Sebuah Karya
Berawal dari sebuah ajakan dan ide semata, untuk pertama kalinya sejak dibentuk, Tim Cimol memberanikan diri untuk mengikuti kompetisi. Gagasan tersebut tebersit akibat maraknya isu-isu palsu di Indonesia. Tim Cimol melihat bahwa masyarakat Indonesia memerlukan sebuah aplikasi yang dapat menyaring dan menentukan kebenaran dari informasi-informasi yang beredar, sehingga jumlah dan dampak dari informasi hoax yang menyebar dapat diminimalisasi. Selain motivasi untuk mewujudkan ide tersebut, penggerak utama Tim Cimol untuk maju ke Imagine Cup 2017 adalah keinginan untuk mengharumkan nama ITB dan Indonesia di kancah internasional.
Selama masa pengembangan Hoax Analyzer untuk menghadapi fase final Imagine Cup 2017 tingkat nasional, ketiga anggota Tim Cimol terus bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perjuangan mereka dimulai dari merancang ulang aplikasi agar bisa menjadi lebih fleksibel, membangunnya dengan kode-kode dan algoritma, pengaturan tampilan, hingga penyelesaian perangkat lunak.
Bukan hanya itu saja, Tim Cimol juga berusaha membagi waktu antara pengembangan Hoax Analyzer dan tugas akhir yang merupakan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa semester 8. Di tengah-tengah kesibukan mereka masing-masing, Adinda, Feryandi, dan Tifani juga tidak lupa mengasah aspek-aspek non-teknis lainnya, beberapa di antaranya adalah kemampuan dalam presentasi dan berbicara di depan publik. Setiap waktu yang tersedia mereka curahkan untuk meningkatkan performa dari Hoax Analyzer.
Tentunya keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan dosen pembimbing dan teman-teman lainnya. Dalam pengembangan Hoax Analyzer, Tim Cimol banyak mendapatkan bantuan dalam bentuk gagasan maupun teknis pengerjaan, seperti evaluasi presentasi dan pemberian label pada data-data. Selangkah demi selangkah, berkat uluran tangan tulus dari banyak pihak, Tim Cimol dan inovasinya berhasil membawa nama ITB menjadi juara Imagine Cup 2017 di Indonesia.




Karya Sebagai Tanggung Jawab Kunci Mahasiswa
Seringkali, perasaan ragu dan takut gagal menyerang mahasiswa-mahasiswa yang berniat untuk berinovasi dan berkarya. Tidak jarang mahasiswa terlanjur pesimis dan merasa tidak mampu untuk menggapai berbagai pencapaian dan prestasi karena merasa tugas-tugas dan tanggung jawab akademik yang sedang diemban sudah cukup berat. Hal ini menyebabkan timbulnya pola pikir mahasiswa untuk hanya fokus mengejar prestasi di bidang akademik di kampus dan melupakan tanggung jawab utama dari setiap mahasiswa, yaitu berkarya.
“Proses perjuangannya memang melelahkan, tetapi terlepas dari rasa lelah, cobalah untuk berkarya. Setiap proses pasti akan membuahkan pembelajaran dan hasil yang tidak pernah terduga awalnya. Karya kami juga berawal dari percobaan. Pada mulanya, tidak ada yang menyangka kalau kami akan berhasil. Tugas utama kita sebagai mahasiswa itu berkarya,” ucap Adinda Budi Kusuma Putra. “Mengerjakan tugas besar, ujian, lulus, kerja di sebuah perusahaan. Bukan hal-hal itu yang sebenarnya ditunggu dari mahasiswa oleh bangsa ini. Hal yang ditunggu oleh masyarakat adalah karya. Bangsa ini membutuhkan generasi penerus yang dapat terus menciptakan karya-karya dan inovasi yang dapat bermanfaat untuk semua orang.”