Iffah Zati Mazaya, Mahasiswa ITB Peraih Juara 1 SDGs Policy Implementation Challenge 2024 Tingkat Nasional
Oleh Indira Akmalia Hendri - Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, Intitut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2020, Iffah Zati Mazaya, meraih prestasi gemilang dalam "SDGs Policy Implementation Challenge 2024" tingkat nasional. Kompetisi ini, yang diadakan Shape Your Life Indonesia bersama dengan pemimpin.id pada Sabtu (22/6/2024), bertujuan memberdayakan generasi muda guna mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Dalam lomba ini, Iffah Zati Mazaya berkolaborasi dengan dua rekannya, Fajar Hamdani (Institut Teknologi PLN) dan Hanna Karimah (President University).
SDGs Policy Implementation Challenge 2024 merupakan platform bagi peserta dari seluruh Indonesia untuk merumuskan ide inovatif yang relevan dengan tujuan SDGs. Dari 300 pendaftar, didapatkan 90 peserta terpilih untuk berpartisipasi pada challenge ini. Setiap peserta kemudian dibagi dalam kelompok dengan fokus pada tujuan SDGs tertentu, yaitu SDGs 1, SDGs 4, dan SDGs 9.
Tim yang terdiri atas Iffah Zati Mazaya, Fajar Hamdani, dan Hanna Karimah memilih topik terkait SDGs 1 dengan tema "Marketing for social policy: Persuading extremely poor gig workers to engage in social protection system". Lomba ini menantang peserta mengembangkan proyek atau kegiatan yang dapat menjadi solusi atas tema yang diberikan, dengan penilaian dari ahli di bidang terkait. Nantinya, para pemenang akan memperoleh pendanaan untuk melaksanakan solusinya.
Iffah Zati Mazaya mengungkapkan bahwa ketertarikannya mengikuti lomba ini didorong oleh keinginan mendalam untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia, khususnya bagi pekerja rumah tangga yang kerap tidak memiliki akses ke sistem perlindungan sosial.
“Kami berharap dapat merumuskan solusi inovatif yang tidak hanya relevan dengan tema yang diberikan, tetapi juga dapat memberikan dampak nyata bagi para pekerja rumah tangga yang sangat membutuhkan perlindungan sosial,” katanya.
Zati menjelaskan, timnya menemukan bahwa salah satu kendala utama adalah iuran yang harus dibayar untuk mendapatkan perlindungan sosial yang dianggap memberatkan PRT. Selain itu, belum ada regulasi yang mengakui PRT sebagai pekerja formal yang berhak mendapatkan perlindungan sosial setara.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, dirumuskanlah sebuah solusi berupa pendekatan advokasi melalui media sosial berbasis generasi muda.
“Kami percaya bahwa generasi muda memiliki suara dan kekuatan yang signifikan untuk mengadvokasikan kebijakan perlindungan sosial bagi PRT,” katanya.
Bagi mereka, di tengah keterbatasan waktu yang dimiliki, pemahaman mendalam terhadap tema dan analisis yang matang tetap merupakan langkah krusial untuk menghasilkan solusi yang tepat. Untuk itu, mereka melakukan analisis yang komprehensif terhadap kondisi pekerja rumah tangga dan hambatan yang mereka hadapi.
Terakhir, mereka berpesan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam menciptakan solusi-solusi inovatif untuk tantangan pembangunan yang ada.
“Jangan ragu untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba seperti ini. Percayalah bahwa setiap ide yang dituangkan adalah kesempatan untuk menjadi agen perubahan positif, serta untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik,” kata Zati.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)