International Seminar on Pharmaceutics 2015: Persiapan Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Oleh Nur Huda Arif

Editor Nur Huda Arif

BANDUNG, itb.ac.id - Semakin dekat dengan akhir tahun semakin dekat pula dengan waktu pelaksanaan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dalam waktu yang singkat ini seberapa siapkah Indonesia menghadapi MEA? Apakah Indonesia mampu menjadi pemain aktif dalam MEA atau hanya menjadi pemain di bangku cadangan? Tentu hal ini menjadi masalah yang harus dipikirkan karena dengan adanya MEA maka dalam regional ASEAN akan tercipta pasar baru yang akan mendorong terciptanya persaingan.

Untuk itu, Kelompok Keahlian (KK) Farmasetika Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan "International Seminar on Pharmaceutics 2015" yang bertajuk Advanced Research in Pharmaceutical Science and Technology Towards Real Implementation in Pharmaceutical Industry. Kegiatan ini digelar di Harris Convention Center selama tiga hari (3-5/08/2015). Selain seminar juga diselenggarakan workshop pada Kamis (6/08/2015) yang dilaksanakan di Gedung Yusuf Panigoro Sekolah Farmasi ITB. Menurut Dr. Heni Rachmawati, Apt. selaku ketua penyelenggara kegiatan ini, global market dan harmonisasi di MEA pasti akan terjadi dalam semua bidang termasuk farmasi, sehingga kegiatan ini diharapkan mampu merumuskan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi MEA karena pasti akan terjadi banyak perubahan regulasi dan teknologi.

Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan kedua kalinya sejak tahun 2007 ini, terdiri dari Plenary Lecture, Parallel Session, Mini Symposia, Poster Session, Pharma Expo, Discussion Forum, Gala Dinner, dan One Day Workshop. Plenary Lecture merupakan seminar dengan pembicara ahli dari Indonesia dan berbagai negara, seperti: Korea Selatan, Jepang, Belanda, Singapura, dan Amerika Serikat. Parallel Session berisikan pemaparan riset dari berbagai universitas baik dalam negeri maupun luar negeri sedangkan Mini Symposia merupakan paparan ilmiah yang ditujukan oleh para pelaku industri farmasi. Selain berbagai kegiatan pemaparan ilmiah, terdapat pula kegiatan Focus Group Discussion, pameran berbagai poster dalam Poster Sessio, serta pameran berbagai produk dan teknologi farmasi pada Pharma Expo. Focus Group Discussion bertujuan untuk membentuk jembatan kerjasama antara triple helix yaitu akademisi, pengusaha, dan pemerintah.

Banyak bidang farmasetika yang dikupas dalam rangkaian kegiatan yang dikuti sekitar 250 orang, seperti: teknologi farmasi, bioeteknologi, nanoteknologi, sistem penghantaran obat bertarget, dan sebagainya. Melalui kegiatan ini, diharapkan Sekolah Farmasi ITB menjadi yang terdepan dalam penggembangan, riset, dan pendidikan terutama dalam bidang teknologi farmasi yang diharapkan merupakan transitional activities dan peluang kerjasama dengan pihak industri farmasi di Indonesia khususnya dan juga dari mancanegara.