ITB Bantu Pemda Gorontalo Kelola Sampah dengan Konsep “Masaro”

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof. I Gede Wenten tanda tangan MoU dengan Bupati Kabupaten Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo. (Foto: Ali Hasan Asyari/LPPM ITB)

BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung bersama Pemerintah Daerah Gorontalo menjalin kerja sama dalam program Optimalisasi Pengelolaan Sampah melalui Konsep Manajemen Sampah Zero (Masaro), Senin (13/3/2023).

Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Bupati Kabupaten Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo dengan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. I Gede Wenten. Kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja pengelolaan sampah guna terwujudnya Kabupaten Gorontalo Bebas Sampah.

Selain Bupati Kabupaten Gorontalo, kegiatan ini pun dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Kabupaten Gorontalo, Anita Hippy, S.H., Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahmat A. W. Pomalingo, M.H., dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gorontalo, Drs. Astri Tuna.

Usai melakukan penandatanganan MoU, jajaran ITB dan Pemkab Gorontalo melakukan sesi foto bersama. (Foto: Ali Hasan Asyari/LPPM ITB)

Konsep Masaro ITB digagas oleh Akhmad Zainal Abidin, Ph.D. Dengan konsep ini, sampah tak perlu dikirim ke TPA. Semua bisa diolah tanpa ada residu dan mampu menghasilkan produk lain yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Bupati Kabupaten Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo, merespons positif kerja sama ini. Menurutnya, sampah telah menjadi isu dunia karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama di Gorontalo.

"Kota Gorontalo harus menjadi kota yang lingkungannya bersih, hijau dan produktif bersama. Untuk itu, upaya tersebut akan di mulai dengan kerja sama ini. Kami sangat terbantu dan tentunya mendukung penuh," imbuh Prof. Nelson.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. I Gede Wenten mengatakan, ITB akan selalu melestarikan atmosfer akademik yang terbuka terhadap ide dan pengalaman baru. Menurutnya, konsep Masaro ini telah menjadi kebanggaan ITB.

"Arah pengembangan riset dan inovasi ITB saat ini adalah penguatan budaya ilmiah unggul. Dalam penerapannya di masyarakat mensyaratkan setiap invensi memiliki basis saintifik yang solid. Melalui kiprah Masaro yang sudah menjadi andalan, kami harap bisa memutar roda kehidupan yang bermanfaat," ujar Prof. Wenten dalam sambutannya.

Sebelumnya, Akhmad Zainal Abidin, Ph.D., bersama tim memulai kegiatan Masaro di Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2022 dengan melibatkan enam dinas. Tema yang diangkat adalah pembangunan Gorontalo berbasis sampah dengan teknologi Masaro ITB.

"Produk-produk dari sampah hasil pengolahan, dapat lebih unggul dari yang digunakan masyarakat. Sampah yang mudah membusuk bisa dimanfaatkan jadi produk-produk, seperti kompos, pupuk organik cair, hingga pestisida organik yang bisa dimanfaatkan untuk anti hama. Mudah-mudahan dengan dimulainya ini, bisa mewujudkan Gorontalo yang bersih makmur", kata Dr. Zainal.

Dalam kerja sama ini, ITB akan melanjutkan kegiatan Masaro dengan melibatkan enam dinas di Kabupaten Gorontalo, yakni Dinas Lingkungan Hidup dan SDA, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten, dan Dinas PU - PR. Kegiatan yang akan dilakukan adalah pengimplementasian pengelolaan sampah berbasis pemilahan sampah, penerapan teknologi Masaro ITB hingga sosialisasi pemanfaatan limbah.

Sumber: Rilis LPPM ITB