ITB Bantu Pemerintah Realisasikan Laptop Merah Putih

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia akan mendorong produksi Laptop “Merah Putih” melalui pembentukan konsorsium perguruan tinggi dalam negeri. Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi bagian dari konsorsium tersebut bersama Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Indonesia.

Program multidisiplin ini akan melibatkan masing-masing tim di kelima Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) tersebut. Masing-masing tim akan memiliki 5 koordinator yang akan mengelola kegiatan pengembangan untuk bagian-bagian yang berbeda dari sistem laptop tersebut. Tim teknis yang terlibat tersebut akan bergantung pada alokasi dana dari pemerintah.

Demikian disampaikan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, Ir. Muhamad Abduh, MT., Ph.D di Bandung, Kamis (29/7/2021). Laptop Merah Putih dari ITB sendiri diinisiasi oleh Ir. Adi Indrayanto, M.Sc. Ph.D., dari STEI, juga sebagai Ketua Pusat Mikroelektronika.

Terdapat lima kategori kegiatan dalam masing-masing PTN-BH anggota konsorsium, yaitu terkait dengan platform hardware, sistem operasi, software aplikasi, perangkat peripherals, dan komponen. “Masing-masing kategori kegiatan ini membentuk jadi sebuah sub tim yang memiliki koordinator tim ahli masing-masing yang akan memiliki anggota peneliti dan teknisi,” ujar Muhamad Abduh.

“Tim akan bekerja sama dengan mitra industri untuk sisi produksinya. Tim ahli lebih fokus kepada RDE (penelitian, pengembangan, kerekayasaan), sementara untuk produksinya akan bekerja sama dengan mitra industri, baik lokal maupun multinasional,” tambahnya.

Spesifikasi Laptop

Terkait spesifikasi, Adi Indrayanto mengatakan, laptop ini nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan proses pendidikan yang memiliki level pendidikan yang berbeda. Spesifikasi produk bisa jadi lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan inovasi PTN-BH masing-masing.

Komponen produknya tetap berasal dari mancanegara sebab di dunia tidak ada produk elektronika yang semua komponennya dibuat oleh sebuah negara. TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi hasil RDE dari tim konsorsium.

Distribusi Produk

Muhamad Abduh menambahkan, program ini diinisiasi dengan adanya keperluan perangkat digital (laptop, tablet) untuk proses pembelajaran digital oleh pemerintah. Bukan hanya untuk menjawab kebutuhan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini menjadi satu-satunya cara untuk meneruskan proses pendidikan dalam kondisi pandemi Covid-19, tetapi juga menjawab rencana Kemendikbud untuk melakukan transformasi digital dalam proses pembelajaran sesuai dengan arahan Presiden. “Jadi pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan,” kata dia.

Harapan dari program ini adalah industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital. TKDN naik, tumbuhnya ekosistem industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi peruguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

“Aktivitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan peruguran tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronika dan informatika akan terserap,” ucapnya.
Nantinya diharapkan industri dalam negeri bisa memproduksi perangkat digital untuk pasar nasional bahkan internasional. Indonesia bisa menjadi pusat produksi perangkat digital ASEAN.