ITB Berhasil Sabet 2 Gelar pada Ajang Kontes Robot Indonesia 2022
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Tim Institut Teknologi Bandung yang mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun 2022 berhasul meraih dua gelar di dua kategori yang berbeda. Gelar tersebut berasal dari Tim Garudago yang berhasil menjadi Juara 2 pada Kontes Robot ABU Indonesia dan Tim Genesis yang mendapat Juara 3 pada Kontes Robot Tematik Indonesia.
KRI adalah kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika yang dilaksanakan secara tahunan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Setelah dua tahun diselenggarakan secara daring, tahun ini Mahasiswa ITB yang tergabung ke dalam Unit Robotika (URO) ITB kembali berkompetisi secara luring. KRI 2022 diadakan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya pada tanggal 29 Juni – 3 Juli 2022. Sebelumnya telah dilaksanakan KRI tingkat regional pada tanggal 7-13 Juni 2022.
Dalam ajang yang bergensi tersebut, Mahasiswa ITB mengirim satu kontingen yang terdiri dari Tim lapangan dan Tim nonlapangan. “Tim lapangan itu yang bertugas di arena pertandingan, sedangkan nontim lapangan yang berada di balik layar, seperti yang menyiapkan program serta komponen elektrik nya,” ujar Bayu Septiadi, Ketua Pelaksana URO ITB dalam KRI 2022. Lebih rinci lagi, Tim tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Tim manajerial sebanyak 4 orang, Tim Garudago 14 orang, Tim Dagozilla 16 orang, dan Tim Ganesis 15 orang.
Prestasi tersebut cukup membanggakan karena pencapaian ITB meningkat dari tahun sebelumnya. “Banyak sebenarnya hal positif yang berhasil dibawa pulang dari Kontes Robot Indonesia pada tahun ini salah satunya ppengalaman yang tidak dilupakan dari masing-masing Tim karena pada tahun sebelumnya belum berhasil mendapatkan juara, namun pada tahun ini bisa meningkat,” tutur Bayu.
Meskipun berhasil meraih prestasi, masih terdapat beberapa kendala yang mereka rasakan selama mengikuti perlombaan ini. Salah satunya dari Tim Garudago yang mengalami kendala dari segi persiapan dan manufaktur. “Kendala manufaktur robot yaitu karena sebagian besar angkatan 19 KP. Kedua robot selesai dan siap H-1 keberangkatan sehingga driver dan retryman belum sempat latihan simulasi game, maka dari itu kami memutuskan untuk membawa sebagian triplek dan properti ke Surabaya. Di Surabaya, yang awalnya kami plan bisa latihan cukup intens sore-malam dan esok harinya, batal karena bus sampai terlalu sore di penginapan dan semua terlalu lelah karena masih menurunkan robot. Akhirnya beberapa perbaikan dilakukan dan baru latihan esok harinya,” jelas Kevin Domenico, Ketua Tim Garudago.
Kendala juga dialami oleh Tim Dagozilla yang belum berhasil mendapatkan gelar pada kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesia – Beroda. Kendala yang dialami berasal dari fasilitas selama persiapan.
“Kendala utama yang dirasakan itu datang dari ruangan, karena dagoz sudah meminta izin ruangan dari jauh-jauh hari tapi baru diberikan H-7 KRI regional, jadinya gabisa tuning dan latihan samsek sebelum 7 hari itu,” ujar Agape, Ketua Tim Dagozilla. Dia juga menawarkan solusi bahwa mereka membutuhkan lapangan dan ruangan latihan sepanjang tahun agar tidak perlu pindah.
Meskipun mengalami beberapa kendala teknis, mereka tetap ingin meraih lebih banyak prestasi kedepannya. “Jadi untuk target URO ke depannya, semoga bisa selalu memberikan yang terbaik, bisa lebih banyak lagi yang juara, dan bisa mewariskan ilmu-ilmu kepada penerus berikutnya dengan diberikan pembekalan yang terbaik,” tutup Bayu.
Reporter: Kevin Agriva Ginting, GD’20
Foto: Dok. URO ITB