ITB dan PT Sucofindo Kerja Sama Kembangkan SDM dengan Program Multidisiplin

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo) menandatangani Nota Kesepahaman mengenai penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi, di Ruang Rapim B Rektorat ITB, Selasa (05/09/2023).

Penandatanganan dilakukan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., dan Direktur Sumber Daya Manusia, yang mewakili Direktur Utama PT Sucofindo, Johanes Nanang Marjianto.

Tujuan dari Nota Kesepahaman tersebut untuk mengoptimalkan sumber daya dari kedua pihak di bidang akademik. Adapun ruang lingkup Nota Kesepahaman meliputi penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; Penyelenggaraan pelatihan, kajian ilmiah, seminar, lokakarya, dan kegiatan ilmiah lainnya; Magang bagi mahasiswa dan dosen; Perekrutan lulusan; Praktisi mengajar; Kunjungan industri; dan Bidang kerja sama lain yang disepakati oleh para pihak.

Selain itu, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara ITB dan PT Sucofindo mengenai Program Pendidikan Non-Degree, Master Degree Program, dan Program Magang Mandiri serta Rekrutmen.

Ruang lingkup perjanjian kerja sama ini meliputi pelaksanaan perumusan kerja sama dalam bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, meliputi Program Pascasarjana bagi Pegawai PT Sucofindo, Program Short Course bagi Pegawai PT Sucofindo, Program magang mandiri bagi mahasiswa ITB, dan Program rekrutmen bagi alumni ITB.

Prof. Jaka Sembiring mengatakan bahwa ITB berkeinginan kuat untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra, khususnya mitra industri. Dalam pelaksanaannya, berbagai program yang dilaksanakan saling menguntungkan.

“Kami sangat menyambut baik kerja sama ini karena sangat relevan dengan visi, misi, dan tujuan keberadaan ITB di Indonesia. Kalau visi besarnya, tentu kita ingin jadi recognize di dunia, dan punya kontribusi yang nyata di Indonesia,” ujarnya.

Beliau menambahkan, ITB sejak 10 hingga 20 tahun lalu sudah menerka ke depannya berbagai hal akan sangat diwarnai dengan bentuk kerja kolaborasi multidisiplin.

“Dalam beberapa tahun terakhir kita memberikan dorongan agar ITB secara keseluruhan bisa menghadapi perubahan-perubahan ke depan dengan cara-cara yang holistik, multidisplin, dan bekerja sama baik internal maupun eksternal,” katanya.

Hal tersebut terwujud salah satu contohnya dengan membuka program studi magister yang sifatnya multidispilin. Program tersebut merupakan kolaborasi dari berbagai prodi untuk menciptakan satu program yang didesain memecahkan masalah-masalah tertentu. Terdapat sembilan Program Magister Multidisiplin ITB, yakni Teknologi Nano, Teknologi Kesehatan, Pendidikan Sains 4.0, Digital Technopreneurship, Smart-X, Material Baterai, Kebencanaan, Pariwisata Hayati Berkelanjutan, dan Kepemimpinan Desain.

“Hal tersebut sebagai upaya kesigapan ITB menghadapi perubahan dengan kompleksitas tinggi yang tidak bisa dilakukan dengan monodisiplin,” ujar Prof. Jaka.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia PT Sucofindo, Johanes Nanang Marjianto, mengatakan bahwa sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, pelatihan dan konsultansi, dalam sektor pertanian, Kehutanan, Pertambangan, hingga Sistem Informatika dan Energi Terbarukan, pihaknya perlu melakukan kolaborasi dengan pihak akademik yang relevan. Hal yang ditekankannya, salah satunya berkaitan dengan pengembangan SDM.

“Kita memahami bahwa BUMN ini harus bekerja sama dengan pihak akademik, salah satunya bekerja sama dengan tenaga ahli seperti orang-orang hebat di ITB,” ujarnya.

Reporter: M. Naufal Hafizh


scan for download