ITB Leadership Knowledge Sharing, Ungkap Langkah Strategis Transformasi Organisasi
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – UPT Pengembangan SDM ITB serta Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ITB kembali menyelenggarakan ITB Leadership Knowledge Sharing 2023 seri ke-2 pada Kamis (10/8/2023) di Aula Barat ITB. Tema yang diusung adalah “Empowering Communication : Unlocking the Potential for Organizational Transformation”.
Beberapa pembicara, yang merupakan praktisi, dihadirkan dalam mengisi acara ini, sebut saja Partner Leader of People and Organizational Performance Southeast Asia, McKinsey & Company, Philia Wibowo, serta ditemani Engagement Manager, Josephine Audreylia.
Agenda ini pun turut dihadiri Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., Wakil Rektor, jajaran pimpinan fakultas/sekolah, serta pimpinan unit kegiatan yang mendukung. Dalam kesempatan tersebut, Rektor ITB memberikan sambutan, kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing yang dimoderatori oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm.
“Mengelola SDM lebih komprehensif dan efektif di segala sistem. Di samping pengembangan human development, diperlukan juga siraman insight dari sudut pandang yang lain. Ini akan sangat menginspirasi dan membuat kita semakin mampu menilai posisi ITB dimana kelebihan dan kekurangannya,” tutur Prof. Reini.
Berkaca pada Organizational Health Index (OHI) survei, terdapat dua dimensi yang mengukur kesehatan, yakni outcomes yang memperlihatkan hasil serta practices, yang merupakan tahap-tahap dalam mencapai sebuah hasil. Institut pendidikan sering kali menonjol dalam hal motivasi, namun terkadang tertinggal dalam pengarahan, koordinasi, dan inovasi. Hal ini membuat perencanaan menjadi hal yang panjang, namun dalam eksekusi menjadi sulit.
Ada hal yang menjadi proyeksi ke depannya, yaitu melihat visi yang akan dibawa seperti 5-10 tahun ke depan, memberikan dampak dari segi kualitas, menjaga motivasi staf, menstimulasikan inovasi berkelanjutan, serta mengembangkan pemimpin.
Philia Wibowo mengatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat menjadi contoh yang diambil dari organisasi di dunia seperti strategic direction document yang mengharuskan adanya visi yang jelas terkait pencapaian pemimpin, strategi pilar yang bergantung pada kebutuhan, dan tentunya ada pondasi. “Jadi, agar semua anggota punya meaningful value, biasanya harus ada pelatihan,” ujarnya.
Dalam menetapkan goals, dia pun mengingatkan untuk terus mengusahakan dengan berdialog, namun dalam batas waktu yang ditentukan. Kemudian fokus terhadap tujuan melalui pembobotan dan biasakan juga sertai dengan feedback untuk melihat hal baik dan apa yang perlu dibenahi.
Selain itu, Josephine pun mengingatkan pentingnya sebuah bobot guna mengukur bagian apa saja yang baik untuk divisi maupun individual. “Agar setiap orang punya tanggung jawab yang jelas dan tidak saling melempar,” ujar Josephine.
Organisasi saat ini memang dihadapkan oleh berbagai hal yang memberikan implikasi terhadap struktur, proses, dan pihak terkait. Sehingga pemimpin dibutuhkan untuk berkolaborasi terhadap setiap cluster yang telah ada.
Reporter : Yohana Aprilianna (Perencanaan Wilayah dan Kota 2021)