ITB Peringati 103 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Memperingati 103 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan PTTI di Aula Barat Kampus ITB, Senin (3/7/2023).
Sidang terbuka ini dibuka oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Wakil Rektor dan Sekretaris Institut ITB, Dekan Fakultas/Sekolah, para Guru Besar, Senat Akademik, Jajaran Pimpinan ITB, dan para tamu undangan.
Ketua Majelis Wali Amanat ITB Ir. Yani Panigoro, M.M., dalam sambutannya mengatakan dalam 103 tahun perjalanan ITB, tidak hanya fokus dalam bidang edukasi namun turut menjadi kontributor kemajuan peradaban.
"Yang lebih jauh diperlukan, tak lain komitmen terhadap nilai-nilai peradaban kemajuan bangsa-bangsa. Tidak hanya dalam negeri, namun juga di kawasan ASEAN," katanya.
Menurutnya komitmen ini akan terwujud dalam cerminan program kerja, anggaran, bahkan hingga target-target akademis yang diraih ITB nantinya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Senat Akademik ITB Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, S.T., MSEE., Ph.D., IPU. Beliau menjelaskan kondisi mengenai kompetisi dari dua adi daya atau great powers yang dimiliki dunia saat ini, yakni antara Amerika dan China.
Kompetisi ini merupakan sebuah sejarah yang baru. Sebab, beberapa puluh tahun sebelumnya hanya Amerika yang dikenal sebagai adi daya. Kini China pun telah tumbuh menjadi salah satu pilar di dunia.
"Bukan hanya soal dominasi ekonomi dan sumber daya manusia, kompetisi ini pun menyasar ke berbagai bidang. Salah satunya adalah teknologi," ujarnya.
Beliau melanjutkan dengan adanya dua kekuatan besar ini justru membuka peluang munculnya alternatif ketiga, yang merupakan peradaban yang baru, yang akan diisi oleh para generasi muda.
"Maka dari itu, ITB pun berkomitmen untuk mempersiapkan generasi yang terampil, berkompeten, berkarakter, serta membuka jalan untuk di berbagai posisi dalam industri-industri yang penting," jelasnya.
Di sisi lain, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., mengatakan dalam perjalanan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) yang telah mencapai 103 tahun, ITB telah memainkan peran sebagai salah satu pelopornya.
"Para pelaku sejarah menyakini bahwa perguruan tinggi teknik sebagai motor penggerak kemajuan bangsa Indonesia. Termasuk faktor yang sangat penting untuk kemandirian, daya saing, perekonomian, dan kemajuan peradaban bangsa," ujar Prof. Reini.
Prof. Reini menyampaikan bahwa kini teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun kemajuan tersebut kurang bermakna apabila tidak mampu merespons dinamika permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berkaitan dengan masalah ini, gagasan tentang inovasi menjadi penting.
Salah satu gagasan inovasi yang bisa diterapkan dalam Science & Technologi Park (STP). Fungsinya adalah menfasilitasi pertemuan, interaksi, serta pertukaran terkait perkembangan dan pemanfaatan teknologi
"Dengan berfungsinya STP, diharapkan akan lahir makin banyak science-based startups, atau science-based small maupun medium enterprises, yang akan memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi serta menjawab permasalahan sosial," paparnya.
Rektor pun memastikan ITB akan terus berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi dan melakukan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa.
Dalam kesempatan ini, ITB memberikan penghargaan kepada 15 orang yang terdiri dari akademisi, pejabat pemerintah, dan instansi atas kontribusi dan prestasi mereka. Penghargaan ini terdiri atas empat kategori, yakni Ganesa Widya Jasa Adiutama, Ganesa Wirya Jasa Adiutama, Ganesa Widya Jasa Utama, dan Ganesa Wirya Jasa Utama.