ITB Persiapkan Pembukaan Program Studi Magister Interdisiplin Teknokultur
Oleh Shieva Amelia Savitri - Mahasiswa Meteorologi, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mempersiapkan pembukaan Program Studi Magister Interdisiplin Teknokultur di bawah naungan Sekolah Pascasarjana ITB. Informasi awal mengenai program ini disampaikan dalam “Workshop Persiapan Pembukaan Program Studi Magister Interdisiplin Teknokultur”, yang berlangsung di Ruang Annex, CCAR, Rektorat ITB, Selasa (27/5/2025). Acara ini dihadiri oleh dosen-dosen dari berbagai fakultas dan sekolah di ITB.
Dr. Harry Nuriman, M.Si., memberikan pemaparan mengenai konsep dan tujuan Program Studi Magister Interdisiplin Teknokultur. Program studi ini dirancang sebagai program multidisiplin yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan humaniora. Tujuan utama program ini untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan memahami interaksi antara sistem pengetahuan dan teknologi dengan struktur sosial, identitas budaya, serta dinamika kekuasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui pendekatan interdisiplin, mahasiswa akan diajak mengembangkan cara berpikir lintas bidang dan merumuskan solusi atas persoalan kompleks dalam masyarakat. Program ini menekankan pentingnya menggabungkan prinsip-prinsip saintek dan seni dalam menganalisis serta menangani isu-isu sosial dan budaya kontemporer.
Lulusan program ini diharapkan mampu menghasilkan inovasi yang berangkat dari kebutuhan masyarakat, menilai dampak sosial dari penggunaan teknologi dan seni, serta mengembangkan penerapan yang lebih relevan dan berkelanjutan. Selain di ranah akademik, lulusan juga diproyeksikan menjadi inovator sosial dan agen perubahan di berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, industri kreatif, komunitas, hingga kewirausahaan berbasis budaya dan teknologi.
Pembentukan program ini dilandasi oleh kebutuhan akan pendekatan baru dalam pendidikan tinggi yang menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan, seni, dan pemahaman sosial budaya. Hal ini juga sejalan dengan mandat Statuta ITB (PP No. 65 Tahun 2013) dan Undang-Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012 yang mendorong pengembangan saintek, seni, sosial, dan humaniora secara setara.
Program ini terbuka bagi lulusan dari berbagai latar belakang keilmuan, baik dari rumpun sains dan teknologi maupun ilmu sosial, seni, dan humaniora. Pendekatan kolaboratif yang diusung memungkinkan mahasiswa bekerja lintas disiplin dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu aktual dengan cara kreatif dan menyeluruh.
Program Studi Magister Interdisiplin Teknokultur juga mendukung paradigma “kampus berdampak” yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang inovasi, perubahan iklim, dan kemitraan lintas sektor.
Reporter: Shieva Amelia Savitri (Meteorologi, 2021)







