ITB Symposium & Workshop Nanotechnology 2015 Sajikan Perkembangan Nanoteknologi di Indonesia

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor Abdiel Jeremi W

BANDUNG, itb.ac.id - Nanoteknologi kerap disebut-sebut sebagai masa depan dari teknologi yang ada sekarang. Dampaknya dapat merambah berbagai sektor, mulai dari bidang elektronik hingga berbagai macam industri bahkan kepentingan militer. Seiring dengan perkembangan nanoteknologi di Indonesia, ITB Research Center for Nanosciences and Nanotechnology menyelenggarakan Symposium & Workshop Nanotechnology 2015. Simposium dan lokakarya yang diadakan pada Selasa hingga Kamis (10-12/11/15) ini membahas berbagai hasil riset seputar topik nanoteknologi dan nanosains dalam berbagai bidang. Sebab itu, akademisi yang memaparkan hasil penelitiannya berasal dari berbagai keilmuan, seperti Fisika, Sains dan Teknologi Farmasi, Fisika Teknik, Kimia, dan lain sebagainya. Pada Rabu-Kamis (11-12/11/15) peserta berkesempatan untuk melakukan praktik (hands-on) dalam workshop Computational Material Design (CMD) yang bertempat di Ruang Komputer Gedung CAS ITB.

Rancang Material dengan Komputasi Lanjutan

Materi pertama yang dipaparkan dalam CMD adalah pengenalan perangkat lunak Simulation Tool for Atom Technology (STATE) - Senri oleh Prof. Yoshitada Morikawa dari Osaka University. STATE menggunakan prinsip density functional theory (DFT) yang sempat dibawakan oleh Dr. Mohammad Kemal Agusta dari ITB. STATE telah ditemukan sejak 1985 dan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi. Aplikasi metode density functional theory kini telah dipakai dalam berbagai cabang ilmu, seperti pada riset Muhammad Rifqi Al Fauzan yang berjudul "Adsorpsi Polutan Udara Berupa Logam Berat Pb pada Ca-Montmorillonite mengunakan metode Density Functional Theory" yang sempat dipaparkan di simposium. Dalam disiplin ilmu yang mempelajari partikel dengan ukuran sangat kecil (skala nano, -red) ini, akurasi adalah spesifikasi penting. DFT yang telah populer sejak 1970 juga telah dikembangkan hingga akurasi tertentu dan layak diaplikasikan ke berbagai aspek nanomaterial.

Workshop CMD hari kedua digelar di Laboratorium Komputer Labtek 6 lantai 4 ITB dan membahas program permodelan Naniwa dan Machikaneyama. Dengan persamaan yang diturunkan dari partikel subatomik muon, program Naniwa karya Dr. Hiroshi Nakanishi ini memiliki spesialisasi memodelkan atom-atom kecil seperti Hidrogen dan Lithium. Memanipulasi atom-atom ini saja sebenarnya dapat memunculkan nanomaterial, pasar, dan industri baru. Memperlakukan hidrogen sebagai sebuah partikel kuantum memungkinkan penggunaannya sebagai sumber energi terbarukan. Contohnya adalah fuel cell dan hydrogen storage yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berbobot ringan, sehingga dapat diaplikasikan pada benda bergerak.

Program selanjutnya yang dipelajari dalam workshop CMD adalah Machikaneyama atau AkaiKKR. Program permodelan atom yang telah dipakai di berbagai negara ini dijelaskan oleh penemunya secara langsung, yaitu Prof. Hisazumi Akai dari Osaka University. Machikaneyama adalah paket perangkat lunak yang berfungsi untuk menghitung prinsip pertama dari struktur elektronik logam, semikonduktor dan senyawa, dalam kerangka local density approximation atau generalized gradient approximation (LDA/GGA) dari DFT. Diklaim memiliki akurasi dan kecepatan tinggi, perangkat lunak ini menggunakan metode fungsi KKR-Green. Metode Korringa-Kohn-Rostoker (KKR) atau metode fungsi Green dipakai karena metode Eigenvalue dinilai kurang cocok untuk permodelan kuantum yang kadang berhadapan dengan struktur acak. Machikaneyama yang berbasis probabilistik ini telah dikembangkan secara berkelanjutan sejak akhir 1970 hingga saat ini oleh peneliti-peneliti di bawah Akai Group. Kerja sama ITB dengan peneliti-peneliti dari Osaka University telah memungkinkan adanya kegiatan Symposium & Workshop Nanotechnology 2015 yang dinilai sangat baik bagi perkembangan nanoteknologi di lingkungan akademik Indonesia. "Workshop CMD ini menggunakan pandangan bottom-up yang memanipulasi material nano, lalu skala yang lebih besar. Melalui acara ini, cakrawala wawasan nanoteknologi sebagai teknologi masa depan semakin terbuka," ujar Muhammad Unggul Karami (Fisika Teknik 2012), salah seorang panitia pelaksana workshop.

 

sumber dokumentasi: Apresio Kefin (Fisika Teknik 2012)