ITB Turunkan Relawan Tanggap Bencana ke Garut

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Bencana tanah longsor dan banjir bandang yang menimpa masyarakat Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang pada Rabu (21/09/16) memunculkan berbagai aksi simpatik dari berbagai pihak. ITB pun turut menerjunkan relawan tanggap bencana untuk memberikan bantuan secara langsung ke Kabupaten Garut. Ratusan relawan yang merupakan gabungan dari Kabinet KM ITB, Korps Relawan Salman ITB, Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam Ganesha (KMPA-G ITB), dan Resimen Mahasiswa (MENWA ITB) melakukan pembersihan terhadap SMP & SMA PGRI Garut yang mengalami kerusakan cukup parah. Acara yang disponsori oleh MERG Ikatan Alumni ITB (IA-ITB) Jawa Barat dan Rumah Amal Salman ITB dilaksanakan pada hari Sabtu (24/09/16) mulai pukul 09.30 WIB.

 

Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut ini disebabkan meluapnya sungai Cimanuk dan sungai Cikamuri pada Selasa malam (20/09/16). Beberapa titik yang menjadi daerah banjir antara lain daerah Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, dan Bayongbong. Berdasarkan data dari BPBD Provinsi Jawa Barat pada Jumat (23/09/16) pukul 10.30 WIB sebanyak 27 orang ditemukan telah meninggal dunia dan masih dilakukan pencarian terhadap 22 orang yang dinyatakan hilang.

 

Sebelum aksi ini dilakukan, KM-ITB melalui Kementrian Inovasi Pengabdian Masyarakat Kabinet Nyala melakukan penggalangan dana yang dimulai pada hari Rabu (21/09/16). KMPA-G juga melakukan pengumpulan bantuan logistik seperti bahan makanan dan pakaian layak pakai. Seluruh bantuan yang terkumpul kemudian dibawa bersama ratusan relawan yang hampir seluruhnya merupakan mahasiswa S1 ITB.

 

Sesampainya di lokasi bencana, BPBD Provinsi Jawa Barat mengarahkan relawan dari ITB untuk fokus membersihkan SMP dan SMA PGRI Garut. Kedua sekolah ini memang masih berdiri kokoh akan tetapi fasilitas belajar yang ada di kelas dan laboratorium memiliki kerusakan cukup parah. Selain itu sekolah ini ditutupi oleh lumpur yang ketinggiannya mencapai betis orang dewasa. Oleh karenanya sejak bencana banjir bandang pada Rabu (21/09/16) para siswa di sekolah ini belum dapat memulai kembali kegiatan belajar mengajar. Adapun penyerahan dana bantuan beserta logistik diserahkan setelah kegiatan pembersihan ini berakhir pada sore hari.

(Sumber foto: Korps Relawan KORSA Salman ITB & Dokumentasi Kabinet Nyala KM-ITB 2016)