Jasmine Talkshow: Mengungkap Rahasia Cantik Luar-Dalam Seorang Muslimah

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Keputrian Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) 1435 H Masjid Salman ITB menggelar Jasmine, sebuah talkshow dengan tajuk "Moslema Beauty Inside & Out". Ada tiga topik perbincangan pada hari itu, yaitu Brain, Body, dan Behavior. Talkshow ini digelar di Aula Timur Kampus ITB Ganesha pada Sabtu (07/05/14). Lebih dari 300 muslimah hadir meramaikan Aula Timur, tidak hanya mahasiswa ITB, hadir pula mahasiswa dari universitas lain di Bandung Raya, siswa SMA, dan masyarakat umum. Ketiga pembicara yang diundang tampak nyata menyedot perhatian publik, yaitu Meyda Sefira, Mentari Mustaqim, dan Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T. Sebagaimana tujuan acara ini, Jasmine menjadi momen majelis ilmu sehingga muslimah dapat belajar menjadi sosok yang cantik luar-dalam.

Acara dibuka dengan pembacaan Al-Qur'an oleh Athifah Qotrun Nada (Biologi 2013). Setelah dilafazkannya lantuan ayat suci Al-Qur'an, Okti Dinasakti Nurul Mentari (Teknik Lingkungan 2013) tampil di atas panggung guna memberikan kata sambutan selaku Ketua Pelaksana Jasmine. "Kami mengadakan acara ini seiring dengan Ramadhan yang merupakan bulan tarbiyah. Semoga acara ini bisa menjadi momen pembelajaran untuk menjadi muslimah yang cantik luar-dalam," tuturnya.

Talkshow berlangsung dengan dimoderatori oleh Suci Utami Nurwidia (Sains dan Teknologi Farmasi 2010). Pembicara pertama adalah Paramita Mentari Kesuma Putri yang lebih dikenal dengan nama Mentari Mustaqim. Beliau adalah mantan presenter program TV Jejak Petualang, aktivis lingkungan, dan penulis buku "Menyingkap Cahaya Mentari". Topik yang ia bahas adalah Behavior. "Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amalan kalian.'", ujarnya sebagai pengantar. Mentari tumbuh besar di keluarga pecinta alam sehingga di dalam dirinya terbentuk pribadi yang kuat dan menyukai tantangan. Ia pun terinspirasi dari ibunya bahwa alam mengajarkan banyak kalam Ilahi yang tidak tersurat.

Meyda Sefira menjadi pembicara kedua dan membahas tentang Body. Selain dikenal sebagai pemeran Husna dalam film Ketika Cinta Bertasbih, Meyda juga merupakan penulis buku Hujan Safir. Tampil cantik menggunakan gaun berwarna hijau keabu-abuan dan hijab ungu, Meyda dengan ramah dan komunikatif memberikan tips-tips menjaga penampilan dan kesehatan tubuh kepada hadirin. "Dengan memakai hijab, kita pun menjadi agen Islam. Orang-orang akan menilai Islam lewat kita. Kita harus menunjukkan bahwa muslimah itu kuat," ucap Meyda. Meyda mengingatkan bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. Menurutnya, maka muslimah seharusnya tampil rapih dan enak dipandang. "Kalau dibilang riya, riya itu sebenarnya masalah hati. Tidak bisa dinilai dari penampilan," imbuhnya.

Selanjutnya, Brain menjadi topik yang dibahas oleh Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T., dosen Arsitektur ITB. Beliau menempuh pendidikan sarjana hingga doktoral di kampus ITB. Muslimah tidak hanya dinilai dari penampilan dan akhlaknya, tetapi juga wawasannya. Menurut Dr. Allis, fitrah manusialah bahwa kita memiliki akal pikiran sehingga diperintahkan untuk menuntut ilmu. Memperoleh ilmu sesungguhnya bisa dari mana saja. Tentu saja, ilmu yang dicari hendaknya disesuaikan dengan peranan masing-masing di keluarga maupun masyarakat. Dr. Allis punya pandangan tersendiri tentang menuntut ilmu: "Kalau kita menuntut ilmu, jangan menunda-nunda untuk diamalkan. Kemudian, mari kita ajarkan walaupun hanya satu ayat."