Gemastik merupakan program Balai Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Program tersebut ditujukan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa Indonesia sehingga mampu mengambil peran sebagai agen perubahan dalam memajukan TIK dan pemanfaatannya, baik ketika masih dalam masa studi maupun kelak sesudah lulus studi. Tema yang diangkat tahun ini “TIK untuk Pembangunan Indonesia Maju dan Berkelanjutan”.

Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai penyelenggara menunjuk Universitas Brawijaya menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan tahun ini. Pagelaran tersebut dilaksanakan dengan metode daring hingga babak penyisihan dan metode luring untuk babak final dan puncak acara.

Melalui Gemastik, kompetensi TIK mahasiswa Indonesia akan diuji dengan berbagai studi kasus pada masing-masing cabang/divisi lomba untuk menghasilkan solusi paling efisien dan efektif.

Gemastik XVI diselenggarakan dengan 11 cabang lomba, yakni Divisi I Pemrograman (Programming), Divisi II Keamanan Siber (Cyber Security), Divisi III Penambangan Data (Data Mining), Divisi IV Desain Pengalaman Pengguna (UX Design), Divisi V Animasi (Animation), Divisi VI Kota Cerdas (Smart City), Divisi VII Karya Tulis Ilmiah TIK (ICT Scientific Paper), Divisi VIII Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development), Divisi IX Piranti Cerdas, Sistem Benam IoT (Smart Device, Embedded System IoT), Divisi X Pengembangan Aplikasi Permainan (Game Development), Divisi XI Pengembangan Bisnis TIK (ICT Business Development).

Salah seorang anggota tim, Rava Maulana Azzikri, mengatakan bahwa di ITB terdapat seleksi tersendiri sebelum kompetisi utama, yaitu pra-Gemastik. Kegiatan itu dilakukan untuk menyaring 10 tim terbaik di setiap bidangnya untuk kemudian berlanjut ke tahap penyisihan.

“Di Penambangan Data, tahap penyisihannya bikin makalah. Finalnya 5 jam bikin model machine learning dan besoknya dipresentasikan,” ucap Rava.

Rava bercerita bahwa persiapan timnya mengikuti lomba Gemastik masih relatif singkat. “Kita baru mulai ngedalemin machine learning bulan April,” ucapnya.

Pada tahap pra-Gemastik tim ini membuat makalah tentang pengaruh mobil listrik terhadap polusi udara dan dianalisis menggunakan statistik dan machine learning. Berlanjut ke tahap penyisihan Gemastik, mereka membuat makalah tentang Smart Energy Management System, “Di situ kita mengimplementasikan supervised dan unsupervised learning buat memprediksi tingkat penggunaan energi agar penggunaan energi dapat diefisienkan,” ujar Rava.

Selama pembuatan makalah pra-Gemastik dan penyisihan, mereka mengerjakannya dalam waktu yang sangat singkat karena masing-masing anggota tim memiliki kesibukan.

Namun setelah semua proses yang melelahkan, perjuangan mereka membuahkan prestasi gemilang. “Kesan menjadi pemenang pastinya senang, dan agak kaget juga karena tim-tim lainnya udah lebih banyak pengalamannya di bidang data, sementara tim kita baru 5 bulan. Pastinya lomba Gemastik ini bukan lomba yang terakhir karena kita masih mau nyoba lagi kompetisi-kompetisi lain dan target utamanya bisa dapet medali emas buat Gemastik tahun depan,” tutur Rava.

Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh