Jawab Tantangan di Era Digital, ITB Buka Program Magister Smart-X

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) menjawab tantangan digital dengan menghadirkan program magister multidisiplin smart-X. Hal tersebut disampaikan dalam webinar terbuka yang berjudul “Pendigitalan dan Pencerdasan Indonesia Melalui Pendidikan Multidisiplin Smart-X” sebagai rangkaian pengenalan Program Magister Smart-X pada Rabu (23/11/2022).

Pengenalan awal Program Magister Smart-X dilakukan oleh Ketua Tim Magister Smart-X yaitu I Gusti Bagus Baskara Nugraha, Ph.D. Namun sebelumnya, acara tersebut dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Suprijadi, M.Eng., selaku Dekan Sekolah Pascasarjana ITB, Prof. Dr. Suhono H. Supangkat, M.Eng., selaku Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas, serta Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., selaku rektor ITB. Selain sivitas akademika ITB, webinar Smart-X ini juga turut menghadirkan 10 narasumber dari berbagai lembaga pemerintahan dan perusahaan besar di Indonesia.

Dalam sambutannya, Prof. Reini mengungkapkan bahwa revolusi industri 4.0 telah berhasil mengubah peradaban manusia modern ke arah teknologi dan sistem cerdas. Berkembangnya smart system harus pula didukung oleh transformasi manusia yang membentuk smart society. Smart society harus mampu mengarahkan kegiatannya menuju optimasi dan efisiensi melalui kolaborasi multidisiplin.


“Kotak-kotak keilmuan yang dulu demikian kaku perlahan harus mulai lebur menjadi bentuk-bentuk baru yang merupakan kombinasi dari berbagai keilmuan tradisional. ITB sangat menyadari bahwa fenomena ini bukan harus dilawan, tapi harus kita sikapi dengan bijaksana. Karena peradaban saat ini membutuhkan dinamika dan fleksibilitas untuk menjawab berbagai tantangan baru yang sifatnya multidisiplin,” ujar Prof. Reini menjelaskan.

Dalam rangka menjawab tantangan yang ada, ITB menghadirkan berbagai inovasi dalam setiap kegiatannya, termasuk pengadaan program pembelajaran Smart-X. Program Magister Smart-X yang akan segera dibuka merupakan program multidisiplin yang berfokus pada teknologi-teknologi kunci dalam smart system. Program ini menginduk pada program studi yang telah ada sebagai host sehingga proses pengajuannya bisa lebih cepat.

“Jadi ini adalah langkah awal dari ITB dalam rangka turut menjawab tantangan nasional dan tantangan global. Tentunya program-program seperti ini tidak hanya multidisiplin di dalam internal ITB, tetapi juga akan melibatkan prodi-prodi lain di luar ITB,” terang Prof. Reini.

Setelah sambutan dari Rektor ITB, acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari I Gusti Bagus Baskara Nugraha, Ph.D. Menurutnya, smart system merupakan sistem cerdas yang berbasis proses pengumpulan data, pemahaman dan otomasi, serta penciptaan nilai nilai baru. Penerapan smart system sangat dibutuhkan pada era digital saat ini karena menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi dalam setiap pekerjaan manusia.

Smart system saat ini sudah mulai dikenal secara luas di berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, finansial, manufaktur, agrikuktur, dan lain lain. Teknologi pendukung dalam sistem ini pun sekarang sudah lebih mudah untuk diadopsi, dengan biaya adopsi teknologi yang jauh lebih kompetitif daripada sebelumnya. Dengan begitu, tantangan dalam mengadopsi teknologi ini terletak pada sumber daya manusianya. Bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang memahami smart system beserta teknologi pendukungnya, memiliki daya inovasi sehingga dapat menciptakan nilai baru dari sistem tersebut, hingga nantinya mampu untuk merancang solusi smart system yang aplikatif.

Baskara menambahkan, “Sebagai bagian dari upaya pencerdasan bangsa oleh ITB, kita dituntut untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas di bidang smart system.”

Oleh karena itu, ITB berinisiatif untuk membuka program multidisiplin Smart-X yang turut melibatkan 12 fakultas/sekolah, 53 prodi magister, dan 111 kelompok keahlian. Program Smart-X ITB membuka peluang kolaborasi antar disiplin keilmuan dalam upaya menciptakan peluang sistem yang paling optimal sesuai kebutuhan.

“Yang akan kita lakukan adalah bagaimana menjadikan (potensi) ini sebagai jembatan kolaborasi agar kita dapat secara fleksibel meramu sedemikian rupa program-program pendidikan di ITB untuk menyelesaikan masalah bangsa secara cepat.”

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)