Karya Sigma, Gunakan Matematika dalam Pecahkan Masalah
Oleh Ninik Susadi Putri
Editor Ninik Susadi Putri
BANDUNG, itb.ac.id - Setiap hari manusia tidak akan pernah lepas dari masalah. Semakin banyak populasi manusia yang ada, maka akan muncul masalah yang lebih banyak lagi. Tidak perlu jauh-jauh, masalah seperti sampah dan lahan parkir merupakan dampak dari populasi manusia yang semakin bertumbuh. Melalui Karya Sigma (KARMA), mahasiswa Matematika 2013 mencoba menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari dengan menerapkan ilmu matermatika. Pameran karya ini diselenggarakan Kamis - Jumat (25-26/09/14) bertempat di Gedung Perpustakaan Pusat Lantai 1.
Dengan membawa visi "Inspirasi Gerakan Bermatematika" acara ini merupakan salah satu tugas besar yang diberikan Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) ITB dalam proses penerimaan anggota baru. KARMA sendiri bertujuan untuk mengenalkan matematika secara mendalam kepada masyarakat dengan memberikan gambaran penyelesaian masalah menggunakan metode matematika. Oleh masyarakat umum, ilmu matematika selama ini hanya dipergunakan untuk memecahkan masalah sederhana saja seperti perthitungan jual-beli atau pengukuran. Padahal, lebih jauh lagi matematika dapat dipergunakan untuk memecahkan permasalahan yang kompleks. Beberapa masalah di ITB yang diangkat di KARMA adalah permasalahan sampah, permasalahan lahan parkir, serta permasalahan penerangan lampu di area kampus.
Dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat panitia KARMA masih menggunakan tools-tools yang sederhana. Contohnya untuk meminimalisasi jumlah sampah yang ada di lingkungan ITB dilakukan perbandingan antara volume sampah yang ada dengan volume tempat sampah. Setelah itu, akan diperoleh jumlah temapt sampah ideal untuk diletakkan di tempat-tempat yang telah diamati. Dalam proses pengamataan, dilakukan partisi sepanjang jalan Ganesha menjadi delapan bagian masing - masing berukuran 8 meter x 50 meter. Selain itu, dalam pengoptimalan lahan parkir di ITB dilakukan pengamatan bagaimana cara menempatkan motor yang optimal. Hal ini dengan mengasumsikan lahan berbentuk persegi panjang selanjutnya dihitung kapasitas efektif dari lahan tersebut dengan menggunakan beberapa metode.
Dalam permasalahan ketiga, penerangan di dalam kampus yang kurang merata terkadang membuat masyarakat ITB tidak nyaman saat berada di sana. Hal ini dikarenakan kurang tepatnya penempatan lampu dan jenis lampu yang digunakan. Solusi yang dilakukan adalah dengan cara menghitung jarak antar lampu bergantung dengan jenis lampu dan tinggi tiang. Diperlukan tiga hal dalam penyelesaiannya yaitu fluks cahaya, iluminasi atau lux, dan efisiensi cahaya lampu. Setelah perhitungan didapatkan bahwa jarak yang optimal antar lampu adalah 30 meter. Pemecahan masalah diatas merupakan bagian kecil dari pengaplikasian ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. "Harapannya dengan adanya KARMA ini mampu memperluas wawasan tentang kegunaan matematika terutama dala menyelesaikan masalah sehari-hari," ujar Aushaf Abyan (Matematika 2013) selaku ketua pelaksana KARMA
Dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat panitia KARMA masih menggunakan tools-tools yang sederhana. Contohnya untuk meminimalisasi jumlah sampah yang ada di lingkungan ITB dilakukan perbandingan antara volume sampah yang ada dengan volume tempat sampah. Setelah itu, akan diperoleh jumlah temapt sampah ideal untuk diletakkan di tempat-tempat yang telah diamati. Dalam proses pengamataan, dilakukan partisi sepanjang jalan Ganesha menjadi delapan bagian masing - masing berukuran 8 meter x 50 meter. Selain itu, dalam pengoptimalan lahan parkir di ITB dilakukan pengamatan bagaimana cara menempatkan motor yang optimal. Hal ini dengan mengasumsikan lahan berbentuk persegi panjang selanjutnya dihitung kapasitas efektif dari lahan tersebut dengan menggunakan beberapa metode.
Dalam permasalahan ketiga, penerangan di dalam kampus yang kurang merata terkadang membuat masyarakat ITB tidak nyaman saat berada di sana. Hal ini dikarenakan kurang tepatnya penempatan lampu dan jenis lampu yang digunakan. Solusi yang dilakukan adalah dengan cara menghitung jarak antar lampu bergantung dengan jenis lampu dan tinggi tiang. Diperlukan tiga hal dalam penyelesaiannya yaitu fluks cahaya, iluminasi atau lux, dan efisiensi cahaya lampu. Setelah perhitungan didapatkan bahwa jarak yang optimal antar lampu adalah 30 meter. Pemecahan masalah diatas merupakan bagian kecil dari pengaplikasian ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. "Harapannya dengan adanya KARMA ini mampu memperluas wawasan tentang kegunaan matematika terutama dala menyelesaikan masalah sehari-hari," ujar Aushaf Abyan (Matematika 2013) selaku ketua pelaksana KARMA