Empat Mahasiswa Teknik Sipil ITB Raih Sertifikat Tahan Gempa di Kompetisi IDEERS 2023 Lewat Pemodelan Rancang Bangun yang Kokoh
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Sejumlah mahasiswa Teknik Sipil ITB, yang tergabung dalam Tim Kuya Sigma, meraih kesempatan emas untuk bersaing dalam ajang internasional "Introducing and Demonstrating Earthquake Engineering Research in Schools (IDEERS) 2023." Kompetisi ini digelar oleh Taiwan National Center for Research on Earthquake Engineering (NCREE) di Taiwan pada tanggal 21-23 September 2023.
Tim tersebut terdiri dari Syauqi Dwi Ryan Ardhani, Gilang Arditya Nitisara, Ilyas Bianto, dan Azzam Zaki Nahdi dan dibimbing oleh Erwin Lim, Ph.D. Dalam ajang ini, mereka berkompetisi dengan 42 tim dari berbagai negara.
Tantangan krusial yang dihadapi pada kompetisi ini adalah membuat model struktur menggunakan bahan dasar kayu stik Medium Density Fiberboard (MDF), lem, tali kasur, dan karet. Struktur ini kemudian dikenakan beban secara vertikal dan diuji dengan gempa buatan di atas shaking table, dengan Peak Ground Acceleration (PGA) yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 800 gal (cm/s2).
Menariknya, ini adalah kali pertama perwakilan ITB berpartisipasi dalam kompetisi IDEERS. Salah satu anggota Tim Kuya Sigma, Syauqi, mengatakan timnya sempat mengalami berbagai tantangan dalam kompetisi tersebut. "Salah satunya adalah tidak adanya pengalaman dan gambaran pengerjaan dari tim sebelumnya sehingga membuat persiapan dan latihan yang kami jalani menjadi lebih sulit," ungkap Syauqi.
Dalam persiapannya, tim melakukan pemodelan berulang kali dengan perangkat lunak, membentuk model struktur asli, hingga menjalani serangkaian pengujian sampai pada akhirnya berhasil mendapatkan model optimum. Kendala-kendala seperti penerapan konsep mekanis struktur dan struktur tahan gempa, pemilihan material yang sesuai, serta penentuan teknik pemodelan optimal dengan waktu dan material yang terbatas, semuanya diatasi dengan sangat teliti. Pengujian struktur terhadap beban vertikal dan gempa buatan menggunakan peralatan sederhana turut menjadi bagian dari perjuangan mereka.
Melalui hasil latihan berulang kali dan diskusi dengan beberapa dosen, tim berhasil memperoleh desain struktur dengan konsep penyatuan harmonis antara podium yang kaku dan menara yang fleksibel, Tim Kuya Sigma memberi nama model mereka "Yin Yang Tower," terinspirasi oleh filosofi Yin dan Yang.
Pada debutnya, tim ini berhasil membentuk model setinggi 51 cm dan berat 390 gram dalam waktu 5.5 jam, serta meraih "Certificate of Quake-Resistant", karena mampu bertahan hingga percepatan 400 gal, bahkan bertahan kokoh pada percepatan terakhir 800 gal.
“Kesempatan berharga ini mengajarkan tim betapa pentingnya perlindungan terhadap gempa untuk keberlanjutan infrastruktur, terutama mengingat posisi geografis Indonesia yang berada di Cincin Api,” ucap salah satu anggota lainnya, Gilang.
Selain itu, tim ini juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan profesor dan mahasiswa teknik sipil dari berbagai negara.
Lomba ini adalah ajang rutin tahunan yang diadakan oleh NCREE. Maka dari itu, Tim Kuya Sigma berharap agar tahun-tahun berikutnya akan ada tim ITB lainnya yang selalu berinovasi dan mendapatkan prestasi terbaik dalam ajang perlombaan rancang bangun ini.
Dosen pembimbing Tim Kuya Sigma, Bapak Erwin Lim, Ph.D., mengatakan bahwa kompetisi IDEERS ini merupakan ajang yang baik untuk mengasah kemampuan engineering judgement mahasiswa. Selain itu, mengikuti lomba keluar negeri, seperti yang diadakan di Taiwan ini juga memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi negara dengan bahasa dan budaya yang sangat berbeda dengan Indonesia.
“Saya mengikuti bagaimana Tim Kuya Sigma dapat mengembangkan kapasitas mereka sebagai engineer muda,” ujar Erwin.
Erwin juga mengatakan berdasarkan ilmu desain dan dinamik struktur yang sudah dipelajari di bangku kuliah, Tim Kuya Sigma sudah menerapkan kemampuan menganalisis, dan mengamati perilaku bangunan ketika dikenakan gaya gempa. Hal ini dilakukan berulang kali sampai didapatkan hasil yang memuaskan, yakni bangunan masih kokoh ketika terkena gempa besar 800 gal.
Melalui kompetisi ini, Tim Kuya Sigma berhasil meraih "Certificate of Quake-Resistant", menandai awal yang gemilang bagi perwakilan ITB dalam kompetisi IDEERS. Prestasi ini juga menjadi bukti konkret dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan tingkat internasional dalam bidang rekayasa gempa.
Reporter : Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)