Kayla Divani, Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB Juara 2 CPBSA, Thailand
Oleh Helga Evangelina - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id — Kayla Divani, mahasiswa Rekayasa Pertanian Institut Teknologi Bandung (ITB), mendapatkan prestasi membanggakan di ajang Charoen Pokphand Best Student Appreciation (CPBSA). Dari 21 peserta yang terpilih melalui proses seleksi yang ketat, Kayla meraih juara dua di antara perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
CPBSA adalah program yang diselenggarakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia, salah satu perusahaan terbesar di bidang pertanian, peternakan, dan makanan di Asia Tenggara. Program ini ditujukan kepada mahasiswa berprestasi yang sedang berada di semester akhir dan memiliki IPK di atas 3,0. Selain itu, program ini memberikan kesempatan kepada peserta mengikuti magang di PT. Charoen Pokphand dan memperkenalkan dunia pertanian serta peternakan sebagai bisnis berkelanjutan yang high profile.
Motivasinya mendaftar beasiswa ini muncul setelah mendapatkan informasi dari Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P., salah seorang dosen Rekayasa Pertanian ITB, mengenai program magang yang ditawarkan. "Aku tertarik dengan program magang yang ditawarkan oleh Charoen Pokphand karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan besar di Thailand, kalau ikut pasti menarik," ujar Kayla, Jumat (9/8/2024).
Proses seleksi beasiswa ini terdiri atas beberapa tahap. Peserta harus mengumpulkan CV, membuat video dalam bahasa Inggris dengan tema "Digitalisasi untuk Meningkatkan Mutu Pangan", dan mengikuti wawancara serta Leaderless Group Discussion (LGD). Setelah berhasil melewati semua tahap seleksi, Kayla bersama para finalis lainnya diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti acara perkenalan dan pembukaan.
Di masa magangnya, Kayla ditempatkan di PT. BISI International Tbk, salah satu produsen benih hibrida terbesar di Indonesia, yang berlokasi di Lembang. Selama dua bulan, Kayla berkesempatan melakukan penelitian mengenai produktivitas biji tanaman buncis dengan perlakuan agensia hayati dan jarak tanam.
"Magang ini beneran memberikan aku kesempatan untuk belajar langsung di lapangan dan mengaplikasikan ilmu yang aku pelajari di kampus. Mentor aku juga sangat baik dan membantu, beliau memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan, jadi aku benar-benar belajar," kata Kayla.
Sebagai penutup program CPBSA, seluruh peserta dan dosen pendamping, termasuk Bu Mia, diundang untuk menghadiri pameran Indo Livestock 2024 di Jakarta, Rabu (17/7/2024). Pameran ini merupakan salah satu pameran yang terbesar di industri peternakan dan memberikan banyak wawasan mengenai perkembangan terbaru di sektor ini.
Kayla dan para peserta lainnya juga diajak mengunjungi Charoen Pokphand Leadership Institute (CPLI) di Thailand pada tanggal 18-21 Juli 2024. Di CPLI, Kayla dan para peserta lainnya mengikuti inti acara program CPBSA ini, yaitu pelatihan untuk menjadi future leader.
"Bisa mendapatkan kesempatan magang saja sudah membuat aku sangat bahagia. Aku merasa terhormat bisa mendapatkan pengalaman ini dan belajar dari mentor yang luar biasa," ujarnya. Kayla menambahkan bahwa pengalaman magang ini membantunya menjadi lebih percaya diri, terutama ketika harus bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa berprestasi lainnya dari seluruh Indonesia.
Dengan semua pengalaman yang didapatkan selama program CPBSA ini, Kayla tidak hanya membawa pulang penghargaan, tetapi juga wawasan baru dan kenangan berharga yang akan selalu dikenangnya.
Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)