Kembangkan Inovasi AI di Eksplorasi Mineral, Tim ITB Terima Penghargaan dari Pemerintah India
Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Rock Lens dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menorehkan prestasi di ajang Hackathon for Innovative Mineral Hunt Technique 2024 yang diselenggarakan oleh Geological Survey of India (GSI) bersama India Ministry of Mines, Minggu (19/1/2025). Kompetisi ini menantang peserta mengembangkan model prediksi deposit mineral menggunakan data geologi, geofisika, geokimia, remote sensing, hingga laporan eksplorasi di wilayah South Rajasthan, India.
Tim Rock Lens, yang terdiri atas Leonardo Junior Johan Solihin (Teknik Geofisika, 2019), Meilani Sukanda (Teknik Geologi, 2014), dan Affan Aji Wiwatama (Teknik Geologi, 2020), mengembangkan workflow berbasis kecerdasan buatan (AI). Mereka memetakan Area of Interest (AOI) secara 2D menggunakan ensemble learning dan secara 3D dengan cross gradient-joint inversion geophysical method.
"Kami berhasil menyelesaikan peta prospek 2D dan melakukan 3D inversi untuk mengidentifikasi mineral deposit. Namun, karena keterbatasan sumber daya dan waktu, kami belum sampai ke tahap automasi klasifikasi dan perhitungan volumetrik," kata Leonardo.
Kompetisi ini berlangsung dari 31 Juli 2024 hingga 19 Januari 2025, dengan tiga tahap utama, yaitu Elimination Round, Final Round, dan Top 8 Awarding and Prize. Tim Rock Lens berhasil meraih Consolation Prize sebagai Top 8 Winners, bersaing dengan ratusan tim dari seluruh India dan negara sekitarnya. Mereka juga mendapatkan pendanaan atas hasil kerja keras mereka.

Meski sukses, perjalanan mereka tidak tanpa hambatan. Pengumuman jadwal awarding ceremony yang mendadak membuat tim kesulitan mempersiapkan visa. Visa ketua tim, Leonardo, ditolak karena persyaratan dokumen yang tidak terpenuhi. Akibatnya, mereka tidak bisa menghadiri showcase di Bhubaneswar, India, yang bertepatan dengan 64th Geological Programming Board Meeting.
Dukungan dari Prof. Syafrizal selaku dosen pembimbing dan teman-teman dari jurusan Computer Science juga berperan besar. Mereka membantu memahami algoritma AI dan implementasinya dalam eksplorasi mineral.
Bagi yang ingin mengikuti kompetisi serupa, tim Rock Lens menyarankan untuk menguasai kalkulus, statistika, serta metode advanced dalam geosains. Penguasaan tools seperti Python dan pemahaman mendalam tentang library AI yang relevan juga sangat penting. Selain itu, kemampuan research dan transcendent thinking untuk menyatukan pemahaman tim menjadi kunci sukses mereka.
Ketertarikan mereka pada kompetisi ini bukan hanya untuk tantangan, tetapi juga untuk memperkaya pengalaman dan portofolio terkait AI dalam eksplorasi sumber daya mineral. "If things happen, it's because God has prepared me. God has great things for us. If it's God's will that I be there, there I will be," kutip tim Rock Lens dari Ricardo Kaka.
Prestasi ini membuktikan bahwa kolaborasi lintas disiplin dan pemanfaatan teknologi canggih seperti AI mampu membawa inovasi dalam dunia eksplorasi mineral. Tim Rock Lens ITB telah membuka jalan bagi pendekatan baru dalam geosains yang lebih modern dan efektif.
Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)