Kenalkan Industri Jalan Tol, Kuliah Umum ITB Hadirkan Jasa Marga
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
BANDUNG, itb.ac.id - Rabu (19/03/14) bertempat di Aula Barat ITB, ITB menggelar seminar kuliah umum yang menghadirkan Jasa Marga sebagai pemateri dengan tema "Mengenal Industri Jalan Tol di Indonesia" . Kegiatan ini merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Jasa Marga yang berfokus pada bidang pendidikan dengan sasaran utama mahasiswa sebagai pengguna jalan tol pemula. Kuliah umum ini menghadirkan Direktur PT Jasa Marga, Muh. Najib Fauzan sebagai narasumber utama dan Prof. Ade Sjafruddin (Fakultas Teknologi Sipil dan Lingkungan) ITB sebagai narasumber pendamping. Acara ini dibuka oleh sambutan dari Prof. Ir. Hasanuddin Z. Abidin selaku Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni. Sesi kuliah umum yang dimoderatori oleh M. Irwan Ariefyanto (Senior Redaktur Republika) ini berhasil menarik perhatian kurang lebih lima ratus mahasiswa dari berbagai jurusan di ITB.
Kuliah umum ini diawali dengan penayangan video Jasa Marga. Berdasarkan survey terhadap 20 Negara dan 30 Industri, McKinsey Global Institute memproyeksikan Indonesia akan menjadi Negara dengan Kekuatan Ekonomi ketujuh pada tahun 2030, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi kota di Indonesia yang bervariasi dengan pertumbuhan tertinggi mayoritas berada di luar pulau Jawa. Selain itu, pemerintah juga turut mencanangkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI dalam rangka mempercepat transformasi ekonomi. Suksesnya pelaksanaan MP3EI sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Berangkat dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penguatan konektivitas nasional merupakan salah satu strategi utama pembangunan.
Jasa Marga merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia dengan fokus utama pada bidang penyelenggaraan jasa jalan tol. Jasa Marga dibangun pada tahun 1978 dan merupakan perusahaan yang mengelola jalan tol pertama di Indonesia. Pengalaman selama 36 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol tersebut menjadikan saat ini Jasa Marga merupakan pimpinan dalam industrinya. Saat ini, Jasa Marga mengelola dan mengoperasikan jalan tol sepanjang 555 km dan menguasai pangsa pasar sebesar 73% dengan konsentrasi di wilayah Jabodetabek, Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Industri Jalan Tol di Indonesia dapat dikatakan lahir secara 'tidak sengaja' ketika pemerintah memutuskan untuk menjadikan jalan bebas hambatan Jagorawi menjadi jalan tol pada tahun 1978 dan sekaligus mendirikan Jasa Marga sebagai perusahaan perseroan yang khusus bergerak di bidang penyelenggaran jalan tol. Pada awalnya tarif tol hanya ditentukan berdasarkan hitungan Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (BKOK) semata tanpa perhitungan pengembalian investasi yang dewasa ini lazim digunakan. Sekarang ini juga telah dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) oleh pemerintah untuk menggantikan peran Jasa Marga sebagai lembaga otorisasi bagi investor jalan tol swasta.
Pada akhir acara, digelar sesi tanya jawab dan penyerahan cinderamata bantuan kegiatan akademis berupa satu unit laptop dan proyektor dari Jasa Marga kepada pihak ITB yang diwakilkan oleh Hasanuddin dan Nyoman Anjani selaku Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB. Selain itu, pada kuliah umum kali ini juga diadakan pengundian doorprize. Acara ini ditutup dengan presentasi singkat dari Republika mengenai materi jurnalistik dan kompetisi menulis artikel mengenai industri jalan tol di Indonesia.
Jasa Marga merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia dengan fokus utama pada bidang penyelenggaraan jasa jalan tol. Jasa Marga dibangun pada tahun 1978 dan merupakan perusahaan yang mengelola jalan tol pertama di Indonesia. Pengalaman selama 36 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol tersebut menjadikan saat ini Jasa Marga merupakan pimpinan dalam industrinya. Saat ini, Jasa Marga mengelola dan mengoperasikan jalan tol sepanjang 555 km dan menguasai pangsa pasar sebesar 73% dengan konsentrasi di wilayah Jabodetabek, Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Industri Jalan Tol di Indonesia dapat dikatakan lahir secara 'tidak sengaja' ketika pemerintah memutuskan untuk menjadikan jalan bebas hambatan Jagorawi menjadi jalan tol pada tahun 1978 dan sekaligus mendirikan Jasa Marga sebagai perusahaan perseroan yang khusus bergerak di bidang penyelenggaran jalan tol. Pada awalnya tarif tol hanya ditentukan berdasarkan hitungan Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (BKOK) semata tanpa perhitungan pengembalian investasi yang dewasa ini lazim digunakan. Sekarang ini juga telah dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) oleh pemerintah untuk menggantikan peran Jasa Marga sebagai lembaga otorisasi bagi investor jalan tol swasta.
Pada akhir acara, digelar sesi tanya jawab dan penyerahan cinderamata bantuan kegiatan akademis berupa satu unit laptop dan proyektor dari Jasa Marga kepada pihak ITB yang diwakilkan oleh Hasanuddin dan Nyoman Anjani selaku Presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB. Selain itu, pada kuliah umum kali ini juga diadakan pengundian doorprize. Acara ini ditutup dengan presentasi singkat dari Republika mengenai materi jurnalistik dan kompetisi menulis artikel mengenai industri jalan tol di Indonesia.