Kepala Staf TNI Republik Indonesia Berikan Wawasan Kebangsaan Kepada Mahasiswa ITB

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Rabu (25/4/2018), Kepala Staf Umum TNI Republik Indonesia, Dr. Didit Hendriawan memberikan Studium General (SG) di Aula Barat ITB dengan tema “Memperkuat Wawasan Kebangsaan dan Meningkatkan Kesadaran Terhadap Ketahanan Nasional”.  Pertemuan kali ini merupakan perkuliahan terakhir bagi mahasiswa ITB yang mengambil mata kuliah Studium General di Semester Genap Tahun Akademik 2017/2017.

Disambut hangat oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) ITB, Prof. Ir. Bermawi Priyatna Iskandar, Didit Hendriawan mengucapkan banyak terima kasih dapat berbagi wawasan kepada mahasiswa ITB. Berkaitan dengan nasionalisme, tentunya materi yang dibawakan Dr. Didit sangat erat dengan kehidupan sehari-harinya sebagai seorang TNI.  

Fenomena nasionalisme yang sedang terjadi di Indonesia dikatakannya sedang mengalami perubahan yang sangat besar di berbagai bidang, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Perubahan itu dipelopori oleh pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, yang turut berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Indonesia memiliki banyak ilmuwan yang cukup berpengaruh di bidang mereka masing-masing. Akan tetapi ilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan dan ancaman ketahanan negara,” ujarnya. Maka dari itu, dibutuhkan pengetahuan berkaitan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional. Tak lupa ia mengingatkan mahasiswa agar selalu mengaitkan dengan komponen-komponen kebangsaan seperti Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD’45 agar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Beberapa ancaman yang mampu menggerus jiwa nasionalisme diantaranya dikatakan olehnya yaitu radikalisme, fanatisme, ekstrimisme, hoax, paham kekecewaan, dan anti mainstream. “Sebagai mahasiswa apalagi mahasiswa ITB, harus mampu kritis terhadap fenomena yang sedang terjadi di sekitarnya dan jangan mudah terprovokasi,” singkatnya.

Ketahanan nasional tidak hanya berbicara tentang TNI dan Polri, namun masih banyak lagi komponen-komponen lain. Untuk menghadapi tantangan  dan ancaman ketahanan nasional, dibutuhkan kesinergian warga negara, dari tingkat atas pertahanan seperti TNI dan Polri sampai tingkat bawah yaitu masyarakat. Kekuatan yang solit dan kokoh dibutuhkan pembinaan sehingga dapat menjadi kekuatan ketahanan yang tangguh dalam menghadapi ancaman dan tantangan regional maupun global.

Di akhir acara, ia berpesan, “Teruslah berprestasi, berpartispasi, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Teruslah belajar agar menjadi kader pemimpin bangsa di masa depan. Dan ikut sertalah di tengah-tengah masyarakat, guna memecahkan persoalan yang dihadapi, serta tawarkanlah solusi untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada”.

Penulis: Astri Liyawati (TPB SBM 2017)