KM-ITB Lakukan Pendidikan Politik lewat Bedah Gagasan Visi Misi Capres
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
Pada hari pertama, tema sesi pagi adalah "Industri dan Infrastruktur untuk Membangun Negeri", menghadirkan Ariadi Subandrio dari timses Jokowi-JK sedangkan Prabowo Dradjat Wibowo dari timses Prabowo-Hatta berhalangan hadir. Untuk sesi siang, topik yang dibahas adalah "Kedaulatan Energi". Pembicara pertama saat itu adalah Darman Prasodjo dari timses Jokowi-JK. Al Hilal Hamdi tampil sebagai pembicara kedua dari timses Prabowo-Hatta. Moderator Bedah Gagasan hari itu adalah Fathimah Az Zahra Sodik (Manajemen Rekayasa Industri 2010) dan Denny Reza Kamarullah (Teknik Pertambangan 2010).
Hari kedua juga tidak kalah menarik. Sesi pagi menghadirkan Todung Mulya Lubis dari timses Jokowi-JK dan Abdurrahman Saleh dari timses Prabowo-Hatta. Kedua tokoh tersebut menjelaskan visi-misi di bidang "Reformasi Hukum dan Hankam". Bedah gagasan kali itu dipandu oleh Luthfi Anshari (Fisika 2011). Tema "Pendidikan dan Budaya Bangsa" menjadi penutup acara Bedah Gagasan yang menghadirkan Reni Harlinawati dari timses Prabowo-Hatta dan Utut Adianto dari timses Jokowi-JK. Husein Abdulsalam (Matematika 2010) tampil sebagai moderator pada sesi tersebut.
Pendidikan Politik sebagai Tujuan Utama
"Konsep acara adalah bedah gagasan dari capres dan cawapres yang merupakan salah satu rangkaian acara pendidikan politik. Tujuannya agar mahasiswa bisa mencerdaskan diri dan bisa menilai masing-masing calon secara objektif," ujar Muhammad Dannyal Wakhidi (Teknik Industri 2012) selaku ketua pelaksana.
Menurut Dannyal, dengan membedah gagasan visi-misi kedua calon, mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan program yang mereka usung. Dengan begitu, mahasiswa dapat memilih pemimpin yang tepat untuk lima tahun ke depan.
Mohammad Jeffry Giranza, Presiden KM-ITB, mengajak seluruh mahasiswa untuk benar-benar tahu tentang sosok pemimpin yang mereka pilih. Berulang-ulang ia mengkritisi legitimasi pemilihan umum legislatif yang telah berlangsung karena banyak pihak yang memilih tanpa tahu siapa yang mereka pilih dan apa dampak pilihannya. Padahal, lima menit sewaktu memilih sangat menentukan Indonesia lima tahun ke depan.
"Pemilu 9 Juli sudah sangat dekat. Apakah mahasiswa yang merupakan kaum intelektual sudah siap? Mahasiswa ingin memilih dengan cerdas, tentunya. Kami ingin memilih karena gagasannya, karena visi-misi yang dibawa oleh calon. Kami tidak ingin tergiring oleh media yang tidak lagi berimbang," tutur Jeffry saat memberikan sambutan pada acara Bedah Gagasan.
KM-ITB menilai bahwa mahasiswa seharusnya menjadi penyambung lidah rakyat kepada masyarakat atau sebaliknya. Mahasiswa seharusnya tampil sebagai penduduk negara demokrasi yang lebih tahu mengenai calon pemimpinnya dan gagasan-gagasan yang diusung. Oleh karena itu, KM-ITB menyelenggarakan Bedah Gagasan ini agar menjadi forum yang memungkinkan terjadinya dialog dua arah antara mahasiswa dan perwakilan dari para capres-cawapres Indonesia. Tujuannya tentu agar ini menjadi sarana pendidikan politik kepada mahasiswa dan masyarakat Indonesia tentang visi-misi dari kubu kedua calon pemimpin Republik Indonesia.