Kolaborasi dan Inovasi untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan Melalui Talkshow World Water Day 2024
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemprov Jabar mengadakan Talkshow World Water Day 2024 pada Jumat (22/3/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung.
Adapun tema yang dipilih pada talkshow kali ini adalah "Infrastruktur Air dan Krisis Iklim".
Acara ini dibuka oleh sambutan oleh Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, Prof. Edwan Kardena, Ph.D. Menurutnya akses air bersih masih menjadi tantangan besar di masyarakat, khususnya di Jawa Barat.
Dia mengatakan ada tiga persoalan utama soal air, terutama di daerah Jawa Barat. "Pertama adanya air, namun tidak bisa digunakan. Hal ini disebabkan oleh infrastruktur yang belum memadai, sehingga air tidak dapat didistribusikan secara merata dan menyeluruh," ujarnya.
Kemudian beliau juga mengungkapkan masih ada beberapa daerah yang sama sekali tidak memiliki sumber air. Belum lagi kualitas air yang semakin memburuk karena adanya pencemaran air, baik dari limbah industri maupun rumah tangga.
Selanjutnya Asisten Deputi Bidang Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (SDA Kemenkomarves), M. Saleh Nugrahadi, M.Sc., Ph.D., mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu rangkaian adari World Water Day Forum (WWF) yang akan diselenggarakan di Bali pada Mei 2024 mendatang.
"Ada beberapa prioritas penting pada agenda WWF nanti, mulai dari upaya konservasi air, ketersediaan air bersih dan sanitasi, mitigasi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, hingga permasalahan ketahanan pangan dan energi," ungkapnya.
Salah satu sumber air yang penting bagi masyarakat Jawa Barat adalah Sungai Citarum. Keberadaan Sungai Citarum hingga kini masih memberikan peranan yang cukup signifikan. Meski begitu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Ir. Bastari, M.Eng., mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu, terdapat berbagai kendala dalam kebermanfaatan Sungai Citarum ini. Sebut saja wilayahnya yang rawan bencana banjir serta sempat dianggap menjadi sungai yang terkotor di Indonesia.
Maka dari itu, lanjutnya, hal yang penting menjadi concern bersama adalah bagaimana pengelolaan sumber daya air wilayah Sungai Citarum menjadi lebih baik lagi. Terdapat beberapa strategi pengelolaan yang telah dilakukan seperti pengendalian sedimentasi dengan rehabilitsi hutan, pembangunan waduk dan bendungan, hingga normalisasi sungai.
"Salah satunya juga pemberdayaan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dengan penerapan sistem 3 R (reduce, reuse, recycle) serta sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian DAS Citarum," tuturnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, S.E., M.T., menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus berkomitmen menjaga keberlangsungan sumber daya air serta mengatasi krisis iklim dengan kolaborasi dan inovasi.
"Saya tegaskan Jabar terus berkomitmen membangun infrastruktur air dalam rangka menjaga keberlangsungan sumber daya air dan mengatasi krisis iklim melalui kolaborasi dan inovasi," ucapnya.
"Acara ini juga sekaligus menjadi pengingat bagi kita bahwa air merupakan elemen yang sangat penting aspek kehidupan dan perlu dijaga kelestariannya," pungkasnya.