Kolaborasi HMJ - Kabinet KM ITB dalam Kajian Suar Merah Bahas Kelayakan Urban Mining Menggantikan Conventional Mining
Oleh Bintang Prasetya Fernandika - Mahasiswa Teknik Metalurgi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh

Kajian dan Diskusi “Suar Merah” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB di Ruang D’Botanica Balarea Room, D’Botanica Bandung Mall pada Sabtu (22/02/2025). (Dok. Bintang Prasetya Fernandika)
BANDUNG, itb.ac.id - Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB menyelenggarakan kajian dan diskusi kolaboratif bertajuk “Waste to Wealth Mining Recovery: Conventional vs Urban Mining” dalam Acara Suar Merah yang diselenggarakan di D’Botanica Bandung Mall, Sabtu (22/02/2025).
Sebanyak 5 himpunan jurusan yang turut berkolaborasi, yaitu Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB, Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI) ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Material (MTM) ITB, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB, Keluarga Mahasiswa Manajemen (KMM) ITB juga didukung oleh Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB.
Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Divisi Kajian dan Propaganda HMT ITB yang berupaya mengkaji berbagai tantangan yang dihadapi dunia tambang saat ini seiring mencuatnya isu Net Zero Emission.
“Adanya kolaborasi lintas bidang ini dikarenakan Kami ingin kajian mengenai relevansi pertambangan konvensional bersifat objektif secara multidimensi dan tidak terdapat bias,” ujar Dzaudzaan Fariz (Teknik Pertambangan, 2021), Ketua HMT ITB.
Latar Belakang dan Pertambangan Konvensional
Tim pengkaji dari HMT ITB memaparkan berbagai potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia untuk memenuhi kebutuhan global. Tim mengungkap keterbatasan cadangan mineral tidak akan mampu memenuhi kebutuhan produksi logam yang terus meningkat seiring transisi global menuju Net Zero Emission. Dalam hal ini masyarakat dunia didorong untuk mengadopsi teknologi energi terbarukan yang sangat bergantung pada material logam. Konsep urban mining, yaitu penambangan dari bahan sekunder e-waste (limbah elektronik) dinilai berpotensi menjawab tantangan ini.
Pengolahan dan Pemurnian Bahan Tambang
Selanjutnya, tim pengkaji dari IMMG ITB mendapatkan bagian dalam menjelaskan proses pengolahan dan pemurnian berbagai logam mulai dari bijih hingga menjadi produk akhir. Logam yang umum diolah di Indonesia meliputi tembaga, emas, nikel dan besi. Tim juga memaparkan perbandingan berbagai teknologi pengolahan yang telah ada saat ini, terutama dari segi penggunaan energi, produksi CO2, dan parameter operasinya.
Waste Management Supply Chain and Challenges
Strategi dan tantangan urban mining dijelaskan lebih lanjut oleh tim pengkaji dari MTI ITB. Proses bisnis urban mining meliputi pengumpulan e-waste; transportasi menuju fasilitas daur ulang; hingga penyortiran, pembongkahan dan pemisahan. Tantangan terbesar datang dari biaya yang tinggi akibat inefisiensi sistem rantai pasok serta proses penghancuran dan pemisahan komponen. Tim menilai kolaborasi pemerintah sebagai regulator, masyarakat sebagai penyedia bahan baku juga konsumen serta industri sebagai produsen sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut.
Recycling and The Output
Kajian lebih dalam terkait daur ulang beberapa jenis limbah disampaikan oleh tim pengkaji dari MTM ITB. Setelah dilakukan pre-treatment, limbah baterai dapat diolah melalui 2 jalur, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi untuk menghasilkan produk prekursor baterai. Limbah PCB dapat didaur ulang untuk me-recovery kandungan tembaganya. Selain itu, Tim juga menaruh perhatian pada limbah baja kendaraan yang volumenya terus meningkat.
Enviromental Impact Analysis
Aspek lingkungan yang menjadi salah satu pertimbangan utama sebuah inovasi dikaji oleh tim dari HMTL ITB. Tim menggunakan pendekatan Life Cycle Assesment yang menganalisis setiap tahap dalam siklus hidup produk, mulai dari bahan baku, proses produksi hingga limbah dan emisi yang dihasilkan. Tim mengungkapkan conventional mining secara umum memberikan dampak lingkungan yang lebih buruk sementara urban mining memiliki beban lingkungan yang lebih tinggi karena memerlukan proses ekstraksi yang sangat kompleks.
Economic and Investment Studies
Aspek finansial sebagai salah satu kunci kelayakan usaha dikaji oleh tim dari KMM ITB. Tim menganalisis makroekonomi berupa nilai ekonomi serta aplikasi beberapa jenis komoditas tambang. Selain itu, tim juga melaukan studi dan analisis investasi urban mining berikut perbandingannya dengan conventional mining. Tim menilai keduanya menghadapi tantangan regulasi, degradasi lingkungan serta keterbatasaan teknologi. Ketidakpastian global dan rendahnya kesadaran masyarakat kian menghambat transisi menuju praktik pertambangan berkelanjutan.
Political Analysis
Perwakilan Kemenkoan Studi Kebijakan dan Pergerakan Kabinet KM ITB turut menyampaikan kajian mengenai analisis politik dari urban mining. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi risiko ekstrativisme, eksklusi sektor informal, serta ketimpangan regulasi dan teknologi untuk saat ini.
Melalui kajian ini Tim menyimpulkan bahwa pertambangan konvensional saat ini masih diperlukan sebagai primary supply dan belum bisa digantikan sepenuhnya oleh urban mining karena keterbatasan teknologi, biaya serta faktor lingkungan terkhusus di Indonesia.
Dzaudzaan menyampaikan kesenangannya atas antusiasime peserta kegiatan. Ia mengungkap bahwa kajian ini masih memiliki banyak keterbatasan, terutama karena digunakannya data sekunder sebagai sumber utama. Ia berharap hasil kajian ini dapat dikembangakan dengan lebih banyak menggunakan data primer sehinga diperoleh kesimpulan dan rekomendasi yang lebih tajam.
“Semoga hasil kajian ini bisa menjadi rujukan dan Kami berencana ke depannya dokumen kajian hari ini akan kami eskalasikan ke dalam jurnal ilmiah,” imbuhnya.
Reporter: Bintang Prasetya Fernandika (Teknik Metalurgi, 2022)