Kulap Save The Frogs: Tunjukkan Pentingnya Konservasi Katak Pada Masyarakat

Oleh Edo Belva

Editor Edo Belva

BANDUNG, itb.ac.id - Berangkat dari keprihatinan atas menurunnya populasi katak di Indonesia, Ikatan Alumni Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) ITB bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa SITH Nymphaea mengadakan Kuliah Lapangan 'Save The Frogs'. Acara tersebut terbuka untuk umum dan akan diselenggarakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (12-13/05/12) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

"Ekosistem tersusun dari berbagai komponen," ujar Adrian Dwiputra (Biologi 2010) selaku wakil ketua pelaksana dari kegiatan ini. "Dan setiap komponen memiliki perannya masing-masing, begitu pula katak," ujarnya kemudian.

Menurut Adrian, salah satu contoh peran penting katak adalah pengendali populasi serangga berbahaya di Indonesia. Jika populasi katak menurun, maka serangga-serangga tersebut akan lebih membahayakan bagi kita.

Selain itu katak diduga sebagai bio indikator lingkungan. Jika kondisi lingkungan kita tidak baik, maka populasi katak akan menurun. "Dan sekarang, tanpa kita sadari, sebenarnya populasi katak sedang menurun drastis," ujar Adrian

Keanekaragaman Paling Tinggi

Indonesia merupakan salah satu tempat yang diprioritaskan sebagai daerah konservasi amfibi. Indonesia memiliki keanekaragaman spesies katak yang paling tinggi. "Terdapat kurang lebih 300 spesies katak di Indonesia, dan 120 spesies diantaranya merupakan spesies endemik," ungkap Adrian. "Sekarang 39 spesies katak di Indonesia terancam punah," tambahnya.

Menurut Deasty Imara (Mikrobiologi 2009), ada berbagai penyebab menurunnya populasi katak di Indonesia. Salah satu penyebab yang menurunkan populasi katak adalah pemakaian pestisida secara berlebih. "Katak yang setengah DNA-nya mirip manusia saja bisa mati karena pestisida, berarti hal itu juga akan berbaha bagi manusia," ujar Deasty.

Penyebab lain menurunnya populasi katak adalah penghancuran habitat, penebangan hutan, dan pencemaran sumber air. "Selain itu isu global warming juga menjadi penyebab menurunnya populasi katak," tambahnya.

Menurut Deasty, tidak sulit untuk menjaga populasi katak. "Cukup dengan memelihara kondisi lingkungan," ujarnya. Dengan melakukan berbagai pencegahan terhadap global warming, kita juga telah membantu menjaga populasi katak.

Oleh karena itu, pada acara yang baru diadakan pertama kali ini, para peserta diajak untuk mengamati langsung kehidupan katak di tempat konservasinya, gunung gede pangarango. Selain itu para peserta juga akan mendapatkan pendidikan mengenai konservasi katak dari pakarnya. 

"Diharapkan dengan mengikuti acara ini, para peserta dapat mengerti tentang pentingnya konservasi katak," ujar Nadzifah (Mikrobiologi 2009), ketua acara kali ini. Selain itu, Nadzifah juga ingin membagikan pengalaman yang didapatkan pada kegiatan ini di web internasional 'save the frogs'.

"Sejauh ini di Indonesia belum ada lembaga yang memulai untuk mengkampanyekan konservasi katak," ujar Nadzifah mengakhiri wawancaranya dengan Kantor Berita ITB.