Kuliah Lapangan Rekayasa Kehutanan ITB ke Gunung Papandayan, Kenalkan Ekosistem Hutan Pegunungan

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Kuliah Lapangan Praktikum Ekologi Hutan dan Ilmu Tanah di Gunung Papandayan, Minggu (11/5/2025). (Dok. Tim panitia)

GARUT, itb.ac.id — Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan kuliah lapangan di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Sabtu–Minggu (10–11/5/2025).

Kuliah lapangan ini diikuti 86 mahasiswa, 20 asisten, dan 6 dosen. Kuliah lapangan didukung oleh seorang tenaga kependidikan (kurator Museum Zoologi ITB), tiga tenaga medis, dan tiga pendamping lapangan.

Kuliah lapangan ini bertujuan untuk koleksi data vegetasi, arthropoda (serangga), burung, dan faktor lingkungan (termasuk tanah) di ekosistem hutan hujan tropis pegunungan. Koleksi data dilakukan di kawasan konservasi Cagar Alam Gunung Papandayan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Kegiatan lainnya adalah trekking melintasi kawah di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan untuk mengamati ekosistem di sekitarnya dan proses suksesi setelah terjadi letusan pada tahun 2002.

Dosen pengampu mata kuliah Praktikum Ekologi Hutan dan Ilmu Tanah, Noviana Budianti, S.Si., M.Si., Ph.D., mengatakan bahwa kawasan Gunung Papandayan dipilih selain karena mewakili karakteristik ekosistem hutan alami pasca letusan, juga lokasinya yang cukup dekat dari ITB Kampus Jatinangor.

“Sebagai salah satu kawasan konservasi yang berstatus Cagar Alam, Gunung Papandayan memiliki ekosistem yang masih terjaga sehingga menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa untuk mempelajari karakteristik hutan dalam kondisi alami. Papandayan juga memiliki area yang terdampak oleh letusan gunung berapi sehingga menyediakan sarana untuk mengamati dan mempelajari proses suksesi primer yang terjadi setelah gangguan,” tuturnya.

Pencuplikan data oleh praktikan, Sabtu (10/5/2025). (Dok. Tim panitia)

Beliau menuturkan ada beberapa tantangan yang dihadapi tim pada saat di lapangan, di antaranya cuaca, elevasi, serta kelerengan.

Beliau berharap kegiatan kuliah lapangan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait materi yang telah dipelajari.

“Kegiatan kuliah lapangan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap berbagai materi yang sudah dipelajari di kampus. Oleh karena itu, dengan mengevaluasi keberjalanan kuliah lapangan tahun ini, diharapkan pelaksanaan di tahun-tahun mendatang dapat lebih baik lagi, baik dari aspek materi yang dikaji maupun teknis pelaksanaannya,” ujarnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

#kuliah lapangan #sith #gunung papandayan