Kuliah Tamu dari Microsoft: Kecerdasan Buatan Sebagai Pemegang Kunci Revolusi Industri Keempat

Oleh Holy Lovenia

Editor Holy Lovenia

(artificial intelligence)


BANDUNG, itb.ac.id – Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat dan tak mengenal lelah, kini dunia telah memasuki era di mana kecerdasan buatan bukan sekedar teknologi canggih, melainkan telah menjadi kebutuhan dan tuntutan dari segala pihak. Program studi Teknik Informatika dan Sistem Teknologi Informasi mengundang Microsoft untuk mengisi kuliah tamu mengenai Artificial Intelligence (AI) pada hari Selasa (21/11/17) di Labtek V ruangan 7602 pada pukul 09.00-11.00. Irving Arnaldo Hutagalung sebagai Program Manager, Commercial Software Engineering di Microsoft Asia Pacific, membawakan materi mengenai betapa krusialnya peran intelegensia buatan di revolusi industri keempat yang tengah terjadi saat ini.


Perjalanan Revolusi Industri

Selama ini, perubahan masif dalam hidup umat manusia telah terjadi ketika revolusi industri pertama, kedua, dan ketiga. Revolusi industri pertama adalah mekanisasi, yang mengakibatkan adanya pergantian sumber daya yang biasa dipakai oleh manusia pada kala itu, yaitu dari sumber daya makhluk hidup menjadi sumber daya buatan. Salah satu contohnya adalah transportasi yang tadinya berbentuk seekor kuda, menjadi mobil. Revolusi industri kedua adalah elektrifikasi, ketika listrik telah ditemukan dan banyak alat yang berfungsi dengan menggunakan listrik. Revolusi ketiga adalah digitalisasi, era di mana komputer dan internet menjadi hal-hal yang esensial dalam kehidupan sehari-hari maupun alur pergerakan dunia.

Saat ini, revolusi keempat tengah berlangsung di antara kesibukan dan perkembangan teknologi saat ini. Artificial Intelligence perlahan menjadi ujung tombak setiap pihak, mulai dari e-commerce, start-up, hingga perusahaan-perusahaan raksasa yang ikut mengikuti arus perubahan. Proses pengolahan data tidak lagi dilakukan secara manual oleh manusia, melainkan otomatis oleh sistem dengan kecerdasan buatan. Dengan intelegensia buatan ini, sistem dapat melakukan prediksi berdasarkan data-data yang ada, pemrosesan gambar, speech, dan hal-hal lainnya. Dengan adanya artificial intelligence, banyak aktivitas manusia yang akhirnya bisa ditopang ataupun dibantu oleh sistem.

 

Kerajaan Kecerdasan Buatan


Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit pekerjaan manusia yang sederhana mulai tergantikan oleh sistem kecerdasan buatan. Mulai dari yang sederhana seperti menghitung uang, hingga dapat menggantikan kemampuan manusia untuk melakukan hal-hal yang lebih kompleks, seperti fraud detection yang berfungsi untuk mendeteksi adanya pola-pola transaksi (atau lainnya) yang dianggap mencurigakan dan berbau penipuan. Bukan tidak mungkin bahwa pada akhirnya, akan banyak profesi manusia yang dapat digantikan oleh sistem kecerdasan buatan.

 

Tak Tergantikan oleh Kecerdasan Buatan

“Apapun yang kalian pelajari saat ini, tiga bulan lagi, hal itu pasti sudah kadaluarsa,” ujar Irving. Beliau mengajak para mahasiswa untuk terus mengembangkan diri dan tekun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan untuk tetap dapat bersaing. Karena, hal itu bukan sesuatu yang dapat dipelajari dari sekedar belajar di kuliah. Selain itu, beliau juga mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang diminati lebih jauh secara pribadi, dan membuahkan karya-karya di luar tugas kuliah. Menurutnya, orang-orang yang tidak akan tergantikan oleh kecerdasan buatan adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Karena, mereka yang merupakan pakar dalam bidangnya, tak akan dapat ditiru oleh kecerdasan buatan sekalipun.