Kuliah Tamu Prodi Teknik Kimia Bahas Peran Teknik Kimia dalam Mendorong Pembangunan Perekonomian Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah TK4201 Seminar Keprofesian Teknik Kimia pada Jumat (11/2/2022). Kuliah tamu ini berjudul “Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Peranan Teknik Kimia dalam Mendorong Perekonomian”. Materi pada perkuliahan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Amalia Adininggar Widyasanti S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D.
Amalia memulai pemaparan materi dengan menjelaskan tentang klasifikasi perencanaan pembangunan. “Perencanaan pembangunan nasional menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan,” terang Amalia.
Selain itu, dibahas juga tentang Empat Pilar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang berpengaruh kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yaitu kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga, struktur ekonomi yang semakin maju, dan kelembagaan hukum dan politik yang mantap. Selain itu, RPJPN ini juga didasarkan oleh visi misi dan arahan Presiden yang menelurkan lima arahan Presiden dan tujuh agenda pembangunan.
Tentunya, untuk melaksanakan dan merealisasikan perencanaan pembangunan perekonomian, Indonesia harus menyiapkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dari sisi produksi dan permintaan secara optimal. “Dari sisi produksi, sumber pertumbuhan ekonomi terdiri dari berbagai sektor seperti jasa yang termasuk sektor human capital dan juga berbagai sektor fisik seperti pertanian, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi,” jelas Amalia. Selain itu kemajuan teknologi serta jumlah tenaga kerja menjadi sumber yang penting.
Tentunya, pasti ada tantangan yang menghadang untuk merealisasikan perencanaan pembangunan ini. Tantangan terbesarnya adalah pertumbuhan resource-driven yang bergantung pada tenaga kerja murah dan modal menjadi pertumbuhan berbasis produktivitas tinggi dan inovasi, yang juga menjadi permasalahan utama Indonesia yang mengalami Middle Income Trap. “Indonesia memiliki visi untuk keluar dari Middle Income Trap pada tahun 2035,” tegas Amalia. Selain itu pertumbuhan produktivitas tenaga kerja yang melambat serta perkembangan teknologi juga bisa menjadi tantangan yang perlu diantisipasi.
Selain itu, keadaan pada masa pandemi COVID-19 ini juga memberikan pelajaran dan dorongan untuk berbagai sektor industri di dunia ini, tak terkecuali industri kimia. Bersyukurnya, sejak tahun 2019 industri Kimia berhasil berkontribusi dan berperan penting bagi perekonomian nasional. Kontribusi industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mengalami peningkatan sejak tahun 2019. Bahkan, berkontribusi pada triwulan ketiga tahun 2021 dengan mencapai total 2 persen dari total PDB.
Di tengah masa pandemi COVID-19 ini industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menunjukan tren positif dan masuk ke dalam lima besar sub sektor industri dengan pertumbuhan dan kontribusi tertinggi terhadap perekonomian Indonesia bersama industri MIGAS, makanan dan minuman, komputer dan elektronik, dan logam. Tepatnya, industri kimia menduduki posisi ketiga bersama industri farmasi dan obat tradisional.
Ke depannya, hal yang akan dikembangkan dari industri kimia adalah Green Chemical Industry yang bertujuan untuk merealisasikan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 dengan menghasilkan energi bersih, konsumsi dan produksi berkelanjutan, dan meminimalkan bahaya kimia.
Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)