Saturday Lesson: Mengembangkan Kemampuan Komunikasi untuk Persiapan Dunia Kerja

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id – ITB Career Center mengadakan seri webinar “Saturday Lesson” dengan tema “Developing Communication Skills” pada Sabtu (29/5/2021). Acara rutin bulanan yang diselenggarakan di Zoom dan Youtube ini adalah hasil kerja sama dengan Direktorat Kemahasiwaan ITB untuk membantu mempersiapkan mahasiswa dan alumni pada dunia kerja ke depannya. Kolaborasi ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa untuk mengembangkan karir mereka setelah lulus.

Webinar ini dipandu oleh Sonny Rustiadi, MBA., Ph.D. dan dibuka oleh Sekretaris Institut ITB Prof.Dr.-Ing.Ir. Widjaja Martokusumo. Dalam sambutannya, dia menyatakan bahwa pengembangan kemampuan berkomunikasi dengan baik penting untuk menjaga hubungan interpersonal, khususnya saat pandemi di mana hal-hal yang ingin disampaikan kepada orang lain belum tentu maksimal.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, S.E., M.H., staf khusus Presiden RI dalam bidang komunikasi sekaligus staf Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Seorang juru bicara Presiden Joko Widodo, katanya, harus siap mendampingi Presiden serta memenuhi kewajiban bekerja selama 24 jam. “Di pekerjaan saya, we cannot not communicate,” ujarnya.

Tujuan utama public speaking, menurutnya adalah untuk meyakinkan, menginformasikan dan menghiburkan pendengar secara kronologis, topikal atau spasial. Proses untuk mencapai tujuan tersebut mencakup tujuh unsur dalam komunikasi: komunikator, komunikan, pesan, media, gangguan, feedback, dan situasi. Adapun tiga jenis komunikasi yaitu secara publik, massa, dan politik. Jika sudah terbiasa mengikuti alur, komunikasi bakal lebih mudah dan pembicara dapat mulai melakukan pembicaraan impromptu (improvisasi).

Belajar berkomunikasi dengan efektif juga membantu mengasah berpikir kritis terhadap masalah yang dihadapi. Berpikir kritis juga memberi bukti dasar yang kuat sebagai sumber sekunder.

Dalam tugasnya sebagai Juru Bicara Presiden, seorang juru bicara tidak boleh mengatakan sesuatu sebelum Presiden mengeluarkan pernyataannya mengenai suatu topik. Kerangka pikiran ini mencakup visi, misi, strategi, prioritas kerja, dan perintah kabinet yaitu Indonesia Maju. “Di satu organisasi, yang harus dilihat dulu adalah visi, misi, strategi, dan prioritas. Ketika berbicara, Anda tidak boleh keluar dari kerangka itu,” ujarnya mendeskripsikan cara merangkai pembicaraan.

Kemudian, pesan Presiden diterjemahkan ke beragam saluran dalam bentuk komunikasi massa sehingga pesan tersebut menumbuhkan persepsi positif terhadap rakyat Indonesia. Walaupun dia dihantAam dengan komentar-komentar tidak mengenakan saat berbicara di depan umum, dia mengingatkan diri sendiri dan para peserta webinar dengan TOPS (tenang, objektif, pikirkan, sabar).

Reporter: Ruth Nathania (Teknik Lingkungan, 2019)