Kuliah Umum ITB: Kembangkan Kota Beremisi Karbon Rendah untuk Hadapi Perubahan Iklim

Oleh Ahmad Furqan Hala

Editor Ahmad Furqan Hala

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung bekerjasama dengan Indonesia Climate Change Centre (ICCC) baru saja menghelat kuliah umum 'Public Lecture on Climate Change' (PLCC) pada Kamis (20/03/14) lalu. Kuliah umum ini bertempat di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung. Tajuk utama yang dibawakan pada kuliah umum ini adalah "Urban Low Emission Development Strategies". Kuliah umum ini menghadirkan Steve Gawler (Direktur Program Internasional ICLEI) dan Irvan Pulungan (Country Manager ICLEI Indonesia) sebagai pembicara. ICLEI merupakan jaringan pengembangan perkotaan dengan prinsip emisi karbon yang rendah untuk pembangunan berkelanjutan. Sebanyak kurang lebih 150 mahasiswa, dosen, serta peneliti menjadi peserta pada kuliah umum ini.

Kuliah umum ini merupakan sebuah rangkaian diskusi yang dibentuk oleh ITB dan ICCC sebagai sarana bertukar ilmu bagi mahasiswa dan peneliti yang memiliki ketertarikan yang sama pada bidang perubahan iklim. ICCC sendiri dibentuk oleh The National Council on Climate Change (NCCC/DNP) dan United States Forest Services (USFS) pada Oktober 2011. Organisasi yang bergerak di bidang perubahan iklim ini merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia. Sebelumnya, ICCC dan ITB telah melangsungkan kuliah umum dan diskusi serupa pada Februari lalu. Kedua kuliah umum dan diskusi ini dilangsungkan dilengkapi dengan akses streaming pada internet yang terhubung dengan jaringan universitas-universitas lain di Indonesia.

Terdapat dua sesi pada kuliah umum hasil kerjasama dengan ICCC yang kedua ini. Sesi pertama diisi dengan diskusi mengenai lingkungan dengan emisi karbon rendah serta dampaknya terhadap perubahan iklim oleh Steve Gawler. Steve juga mengenalkan ICLEI secara umum dan menjelaskan pengembangan perkotaan menuju daerah dengan emisi karbon rendah. Sedangkan sesi kedua disampaikan oleh Irvan Pulungan. Pada sesi ini, Irvan memberikan contoh-contoh pengembangan daerah kota dengan emisi karbon rendah, misalnya Bogor dan Balikpapan. Tidak hanya memberikan contoh yang sederhana, detail pengembangan yang disampaikan Irvan cukup memberi pengetahuan tambahan bagi para peserta kuliah umum ini.

Salah satu materi yang menarik pada kuliah umum ini adalah langkah-langkah pengembangan kota beremisi karbon rendah yang diusung oleh ICLEI. Slogan yang dibawakan ICLEI pada pengembangan lingkungan dengan emisi karbon rendah adalah Analyze, Act dan Accelerate. Pada tahap Analyze, ICLEI bersama pemerintah melakukan analisis mengenai pengembangan perkotaan yang akan dilakukan, termasuk di dalamnya membentuk komisi khusus pengembangan, mengamati dan menganalisis data-data emisi karbon yang ada serta mengatur prioritas pengembangan yang diperlukan. Sedangkan pada tahap Act, dilakukan perencanaan pengembangan perkotaan beremisi karbon rendah, persiapan implementasi, dan implementasi kebijakan yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Kemudian pada tahap Accelerate kebijakan-kebijakan yang telah dibuat tadi dimonitor dan dievaluasi agar dapat dikembangkan kebijakan baru yang lebih tepat untuk mengoptimalkan pembangunan perkotaan beremisi karbon rendah tersebut.

Pengembangan perkotaan beremisi karbon rendah merupakan salah satu langkah untuk mengahadapi perubahan iklim. Salah satu aspek pada pengembangan perkotaan adalah pengamatan dan analisis jumlah emisi karbon pada perkotaan. Dengan berbagai peralatan yang ada serta perkembangan teknologi yang memungkinkan pengamatan tersebut akurat, data-data jumlah emisi karbon tersebut dapat digunakan untuk meramalkan perkembangan perubahan iklim yang terjadi. Kemudian, selanjutnya dapat ditemukan upaya-upaya untuk mengatasi perubahan iklim tersebut.