Mengenal Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio: Guru Besar Mekanika Konstruksi Mesin Yang Kini Pimpin SBM ITB
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id— Guru Besar Mekanika Konstruksi Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME., pada September 2023, ditunjuk menjadi Dekan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB. Beliau resmi menggantikan Pelaksana Tugas Dekan sebelumnya, yakni Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., yang akan kembali fokus mengemban amanah sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB.
Selain penunjukan Prof. Pulung sebagai Dekan SBM ITB, turut dilantik pula Wakil Dekan Bidang Akademik Prof. Tjandra Anggraeni, Ph.D. dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Subiakto Sukarno, M.B.A., RFA., QWP., CFP.
Perjalanan Prof. Pulung dalam mencapai titik ini tidaklah singkat. Beliau lahir di Kota Bandung, namun dirinya sempat tinggal tidak menetap pada awal kehidupannya. Dia kerap kali berpindah-pindah tempat tinggal, hingga akhirnya menyelesaikan pendidikan SMA di Jakarta.
Pada tahun 1976, ia menempuh pendidikan sarjana jurusan Teknik Mesin ITB (dahulu masih menjadi bagian dari FTI ITB). Pilihannya itu menjadi kontras dari tren orang-orang sekelilingnya yang ingin masuk Teknik Elektro sebagai jurusan dominan pada saat itu.
Prof. Pulung lalu memulai karirnya sebagai dosen ITB pada tahun 1982. Dia mengajar di kelas dan berlanjut menjadi PNS di 1984. Dua tahun kemudian, beliau melanjutkan pendidikannya dengan memulai S2 di University of Michigan, diikuti dengan S3 kembali di ITB dari 2008 hingga 2012.
Sejauh ini, beliau tidak pernah mengalami kendala yang berarti selama melaksanakan pendidikannya dari sekolah hingga sekarang. Bahkan dirinya terpilih sebagai perwakilan angkatan dalam membawakan pidato pembukaan pada wisuda S3-nya.
Sebuah Mimpi untuk Terbang Tinggi
Salah satu mimpi awal Prof. Pulung adalah untuk menjadi seorang insinyur. Beliau bahkan sudah mendapatkan tawaran beasiswa dan kerja ketika lulus, tetapi dia memilih untuk menjalankan pekerjaannya sebagai dosen pada saat itu.
Pada periode inilah perspektifnya tentang kehidupan dosen berubah. Ternyata dosen tidak hanya mengajar saja, tetapi juga harus melaksanakan berbagai macam riset dan bentuk partisipasi dalam industri agar berkualifikasi untuk membawakan materi tersebut di kelas.
Prof. Pulung mendapatkan kesempatan untuk terjun di dunia administratif di FTMD ITB. Peran strukturalnya dimulai semenjak menjadi pembimbing kemahasiswaan pada 2006 hingga penunjukannya sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya pada tahun 2011 untuk 2 periode.
Ketika COVID-19 melanda Indonesia, Prof. Pulung merasakan dorongan untuk memanfaatkan waktunya dengan baik agar dapat memberikan dampak positif pada dunia di sekitarnya. Keinginan ini terjawab dalam sebuah kesempatan untuk bekerja sebagai Pelaksana Tugas Wakil Dekan Bidang Sumberdaya di SBM ITB.
Prof. Pulung mengambil kesempatan ini tanpa berpikir lama. Sekarang, ia sudah menjadi Dekan di SBM ITB. Hal tersebut didukung karena dia telah lama berinteraksi dan mengenal staf di SBM, serta sudah mendalami berbagai hal dalam sekolah ini,. Beliau pun merasa bahwa posisi ini cocok dengannya.
Tantangan yang Dilewati
Beliau memiliki motivasi yang didorong oleh sebuah rasa ketulusan dan itikad baik. Beliau percaya bahwa dua hal ini adalah aspek paling penting yang telah membantunya sampai ke titik ini. Ia juga berkaca banyak pada pengalamannya dalam proses bisnis ITB ketika masih di FTMD, dan bagaimana ia telah membekali dirinya dengan berbagai macam kompetensi yang akan membantunya sekarang. Sebut saja, kompetensi mengidentifikasi masalah, mendesain pendekatan dan metode sintesa solusi, manajemen konflik, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ia merasa bahwa kepercayaan diri merupakan sebuah kompetensi yang sangat penting, tidak hanya bagi seorang pemimpin, tetapi juga bagi diri kita masing-masing. Seseorang yang tidak mampu mengambil keputusan dengan sendirinya akan mengalami kesusahan memimpin baik dirinya maupun orang lain, karena arah yang diambil akan terus berubah-ubah mengikuti pendapat dan kata-kata orang lain. Pemimpin harus tahu kapan mereka harus agresif dan terus terang, sesuatu yang ia terus mempraktekkan hingga hari ini.
Membuka Jalan untuk Tujuan Berikutnya
Dengan menjadi Dekan SBM ITB, Prof. Pulung memiliki tujuan membuat sebuah fondasi yang kuat dan komprehensif untuk menjembatani SBM hari ini dengan sebuah masa depan yang lebih terang, layaknya air traffic control memberikan konfirmasi bagi pesawat yang ingin mendarat di runway. Ia percaya bahwa perubahan ini adalah langkah besar ke depan terutama dalam perspektif administrasi, dengan memberikan arah yang jelas dalam sebuah dunia bisnis yang terus berubah.
Salah satu perubahan yang penting dalam periode ini adalah eliminasi komponen-komponen yang kurang penting dalam birokrasi. Prof. Pulung berusaha untuk mengimplementasikan komunikasi dalam administrasi SBM ITB yang bersifat agile, terutama antara SBM dengan ITB sendiri.
Ini memberikan kesempatan bagi SBM ITB untuk melakukan pengambilan keputusan penting dengan lebih cepat karena alur kerja yang lebih singkat, serta juga memberikan transparansi yang lebih baik mengenai bagaimana komunikasi itu dilakukan antara komponen penting yang terlibat. Beliau juga berusaha untuk memberikan akomodasi dan fasilitas yang cukup untuk staf dan mahasiswa, serta juga atmosfer akademik dan kerja yang berkualitas.
“For the Greater Good”, menjadi visi Prof. Pulung untuk mengejar sebuah mimpi yang lebih tinggi lagi. Tidak hanya memenuhi “greater good” saja, sebagaimana tagline SBM ITB, tetapi juga menjadi yang paling baik, “to always be the greatest good”.
Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)