Kuliah Umum “Keberadaan Perempuan Perupa dalam Seni Rupa Dunia”

Oleh

Editor

Jumat, 29 September 2006, bertempat di Ruang kuliah 2202 Labtek XI ITB, Lingkar Peduli Perempuan, salah satu bagian dari unit kegiatan mahasiswa Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan (PSIK) ITB, bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Biologi “Nymphaea”, menyelenggarakan kuliah umum dengan judul “Keberadaan Perempuan Perupa dalam Seni Rupa Dunia”. Pembicaranya adalah salah satu staf pengajar dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Ira Adriati, M. Sn. Saat ini Ira sedang mengambil S3, dan penelitian yang dilakukan adalah tentang perempuan dalam dunia seni rupa.

Dalam pemaparan materi, Ira menjabarkan tentang sejarah perupa perempuan di dunia, hal-hal apa yang membuat perupa perempuan terpinggirkan, penghargaan terhadap perempuan dalam tradisi dan masa prasejarah, serta hubungan antara ‘feminis art’ dengan kebangkitan perempuan.. Perempuan dianggap tidak memilki kemampuan dalam menghasilkan karya seni. Kalau pun ada, jarang sekali karya-karya tersebut didokumentasikan, walaupun jika karya tersebut bagus. Faktanya, karya perupa perempuan memiliki kualitas dan keunikan yang tidak kalah dengan karya pria. Dengan ketertindasan dan keadaan sosial yang dihadapi, akhirnya karya seni menjadi salah satu media bagi wanita untuk mengekspresikan pemikirannya. Baik terhadap ketidakadilan perlakukan yang mereka alami, maupun terhadap keadaan ekonomi sosial sekitar.

Dalam penutupnya, Ira menekankan bahwa harus ada kerja sama antara perempuan dan laki-laki. Kerja sama antara perempuan di berbagai posisi dan media, seperti kurator, pemilik galeri, perupa, pengoleksi, dapat mengangkat perupa perempuan. “Seni dapat membantu memperbaiki ketidakadilan yang dialami perempuan,” katanya.

Kuliah umum ini merupakan puncak dari rangkaian acara bulanan Lingkar Peduli Perempuan. Bulan September kali ini, tema yang diangkat adalah “perempuan dan seni”. Sebelum kuliah umum ini beberapa kegiatan telah dilakukan, antara lain bedah buku yang ditulis oleh penulis perempuan.