Kyudai Now: Inovasi di Bidang Ilmu Kedokteran dari ITB dan Kyushu University

Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan Kyushu University menyelenggarakan acara “Kyudai Now”, yang diadakan di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Rabu (28/8/2024).

Sesi pertama dari forum ini berfokus pada “Medical Sciences” dengan menghadirkan dua pembicara yaitu, Prof. Toshioh Fujibuchi dari Faculty of Medical Science, Kyushu University, Jepang, dan Dr.rer.nat. Freddy Haryanto, S.Si., M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), ITB.

Prof. Fujibuchi, ahli di bidang proteksi radiasi medis sekaligus sebagai fisikawan medis di Jepang, berfokus pada penelitian mengenai perlindungan radiasi dengan memanfaatkan teknologi transformasi digital.

Dalam presentasi berjudul “Radiation Protection Using Digital Transformation in the Medical Field”, Prof. Fujibuchi memaparkan pentingnya penggunaan radiasi yang aman dan efektif dalam bidang kedokteran. Beliau menjelaskan bagaimana penelitian terbaru yang dilakukannya menggunakan simulasi Montecarlo untuk memahami perilaku radiasi di bidang medis.

Selain itu, beliau memaparkan pengembangan materi pendidikan yang memanfaatkan teknologi augmented reality yang membantu tenaga medis memahami serta memvisualisasikan radiasi yang tidak terlihat dengan lebih baik.

Beliau juga menunjukkan bagaimana penggunaan extended reality (XR), yang mencakup virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mixed reality (MR), yang membantu tenaga medis memahami serta memvisualisasikan radiasi yang tidak terlihat dengan lebih baik. Teknologi ini memungkinkan visualisasi hamburan radiasi dalam ruang tiga dimensi (3D), yang sangat berguna bagi tenaga medis untuk memahami area berbahaya dan aman pada tubuh selama prosedur medis yang melibatkan penggunaan radiasi, seperti CT scan dan fluoroskopi.

“Digitalisasi memiliki potensi besar untuk membawa tantangan dalam bidang medis. Radiasi tak terlihat dan extended reality adalah kesesuaian yang baik. Penggunaan distribusi hamburan radiasi tiga dimensi dalam pendidikan perlindungan radiasi dapat membantu staf medis, yang tidak mengetahui cara memahami secara intuitif penyebaran radiasi yang tidak terlihat,” ujar Prof. Fujibuchi.

Sementara itu, Dr. Freddy menambahkan bahwa kolaborasi antara ITB dan Kyushu University telah berlangsung sejak tahun 2016, yang dimulai dengan pengiriman mahasiswa S3 dari laboratoriumnya ke Kyushu University.

Dr. Freddy membahas tentang peran simulasi Montecarlo dan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam fisika medis. Penelitiannya berfokus pada polimer konduktif untuk transduser piezoelektrik, sebuah perangkat yang mengubah energi mekanis menjadi sinyal listrik, serta simulasi Montecarlo dalam terapi medis yang ditargetkan (targeted therapy).

   

Dalam paparannya, beliau menggarisbawahi pentingnya terapi yang ditargetkan sehingga setiap pasien perlu diperlakukan sesuai dengan kondisi unik mereka. Salah satu yang digunakan dalam terapi ini adalah PET scan, yang dapat memetakan hamburan radiasi di dalam tubuh pasien, untuk membantu dalam diagnosa dan terapi kanker.

Beliau pun menyoroti simulasi Montecarlo yang digunakan untuk menghitung dosis radiasi yang tepat bagi pasien, guna meminimalkan risiko munculnya kanker baru yang diakibatkan radiasi pada organ-organ sehat di sekitar organ terdampak.

“Simulasi Montecarlo memungkinkan kami untuk memodelkan interaksi partikel radiasi pada tingkat mikroskopis, sehingga kami dapat memberikan dosis yang lebih tepat kepada pasien,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Freddy membahas aplikasi kecerdasan buatan dalam diagnostik medis. Menurutnya, AI dapat membantu menganalisis gambar medis dengan lebih mendalam, memberikan prediksi yang lebih akurat, sehingga membantu dokter dalam membuat keputusan klinis yang lebih baik. Salah satu proyek yang sedang dikerjakan di laboratoriumnya adalah penggunaan AI untuk menganalisis data dari micro CT scan, yang awalnya ditujukan untuk mempelajari batu ginjal, namun berpotensi untuk diterapkan untuk diagnosa medis lainnya.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)