Tiga Peneliti Wanita ITB Raih Prestasi Nasional dan Internasional

Oleh Vernida Mufidah

Editor Vernida Mufidah

BANDUNG, itb.ac.id - Kegiatan dosen di ITB bukan hanya mengajar mahasiswa, namun penelitian juga giat dilakukan untuk mencari hal baru demi mempermudah kehidupan manusia. Penelitian tersebut selain menghasilkan pengetahuan baru, juga menghasilkan penghargaan, salah satunya adalah penghargaan peneliti wanita yang dianugerahkan pada tiga dosen ITB pada puncak perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Mohammad Hatta memberikan penghargaan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama beberapa menteri lain. Adapun penerima penghargaan peneliti wanita dari ITB adalah Fenny M. Dwivany dari Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH), Made Tri Ari Penia Kresnowati dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), dan Sidrotun Naim dari SITH.


Meneliti Pisang, Raih Penghargaan

Fenny M. Dwivany, perempuan kelahiran 1972 ini melakukan penelitian mengenai proses pematangan pada pisang ambon. Dengan usaha yang tidaklah mudah ia menghabiskan waktu dua tahun untuk penelitian tersebut. Hasilnya ia menemukan keberadaan hormon etilen yang memiliki peranan penting untuk membuat pisang menjadi matang.

Perubahan warna, tekstur, aroma dan rasa merupakan perubahan pada buah yang ia teliti. Hormon etilen ini menjadi penyebab gen-gen lain yang terlibat dalam pematangan buah. Fenny dengan sengaja saat penelitian melakukan gangguan pada pembentukan etilen sehingga buah tersebut menjadi tidak matang.

Selain mendapatkan penghargaan peneliti perempuan, Fenny juga memperoleh International L'Oreal UNESCO for Women in Science, Endeavour Award dari pemerintah Australia pada 2010 dan paper terbaik Hayati Award 2009.


Berencana Buat Bioreaktor Untuk Produksi Darah


Keinginan Mader Tri Ari Penia Kresnowati untuk membuat bioreaktor yang mampu menghasilkan sel darah merah sangat kuat. Ia menuturkan ketika terjadi bencana yang tentunya memerlukan banyak stok darah merah, bioreaktor ini dapat bermanfaat. Bioreaktor yang sedang dirancangnya merupakan ide dari penelitian yang ia lakukan dengan mengamati sel punca. Sel ini merupakan sel yang ada di dalam tubuh yang dapat memproduksi diri menjadi sel darah, sel jantung, dan sel lainnya.

Penia berencana membuat sel punca ini akan memproduksi diri menjadi sel darah merah di luar tubuh dengan teknik bioreaktor. Diperlukan suatu zat yang memicu hal itu terjadi contohnya Cytokine. Penia sebelumnya juga pernah mendapat penghargaan dari L`Oreal-Unesco For Women in Science 2008.


Sidrotun Naim Sang Dokter Udang

Dijuluki dokter udang merupakan kebanggaan tersendiri bagi Sidrotun Naim. Naim adalah orang Indonesia pertama yang memfokuskan diri untuk meneliti penyakit pada udang. Awal mula ketertarikan Naim saat ia bekerja untuk program Indonesia-Aceh WWF sebagai konsultan program kelautan. Saat ia bekerja, ia tidak menemukan ahli udang di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan salah negara pengekspor udang terbesar di dunia. Dan saat itu masih banyak petambak udang yang kebingungan apabila udangnya terkena penyakit.

Naim meneliti penyakit udang dan mencari vaksinnya di Departeman Ilmu Hewan dan Mikrobiologi University Of Arizona, Amerika Serikat. Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah dengan menggabungkan budidaya udang dengan ikan Nila dalam satu tambak. Untuk prestasi lainnya Naim memenangi L'Oreak National Fellowship pada 2009 dan L'Oreal-UNESCO FWIS International 2012.

 

Dari berbagai sumber