Lakukan Hilirisasi Timah yang Berkelanjutan, Mahasiswa Metalurgi ITB Juara 2 Kompetisi Case Study The 19th MnMs’ Week

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara kedua dalam ajang kompetisi Case Study The 19th MnMs’ Week. Kompetisi ini merupakan salah satu kompetisi The 19th MnMs’ Week selain innovation forum yang bertujuan menghasilkan ide-ide baru yang inovatif dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa, khususnya mahasiswa Metalurgi dan Material.

Tema besar yang dibawakan pada kompetisi tahun ini adalah “Novel Innovations for Sustainable Practices and Resource Management in Critical Minerals”. Melalui tema ini, diharapkan mahasiswa dapat memberikan solusi yang inovatif yang tetap berdasarkan nilai keberlanjutan.

Case Study Competition ini bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang metalurgi, khususnya ekstraksi dan pengolahan mineral kritis untuk memberikan kasus permasalahan sesuai dengan tema Case Study Competition. Dari sekitar 30 tim yang terdaftar, lima tim berjuang di final untuk mempresentasikan hasilnya ke juri.

Terdapat tiga tahapan dalam kompetisi ini. Pertama, penyusunan draft konsep ide solusi dari permasalahan yang dikemas dalam karya ilmiah. Kedua, tahap semifinal. Di babak ini, setiap tim melanjutkan analisis dari ide yang telah diusulkan pada tahap sebelumnya, analisis berupa studi kelayakan implementasi produk, financial projection, design product, dan market analysis.

Setelah itu, 5 tim dengan nilai terbaik dari hasil penilaian dewan juri akan melaju ke babak final. Di babak tersebut, peserta tidak diarahkan untuk membuat prototipe, tetapi hanya membuat proyeksi start-up. Tim ITB ini meraih juara kedua setelah melewati seluruh tahap yang diadakan di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Sabtu (7/12/2024).

Tim Scrappy yang beranggotakan Fauzan Akbar Maulana, Billy Setiadi Pratama, Marietha Agnes Nurhaida, dan Patricia Wizar mengusulkan solusi berupa hilirisasi ilmenit yang berkelanjutan dengan memanfaatkan biomassa cangkang kelapa sawit.

Awalnya, produksi tambang dari bijih timah membawa mineral pengikut, seperti monasit dan ilminet. Billy mengatakan, tim memilih bijih ilmenit untuk diolah karena dirinya pernah kerja praktik di perusahaan tambang timah sehingga tahu bahwa mineral tersebut belum diolah lebih lanjut. Padahal, kaitannya dengan sustainability, sisa pengolahan bijih timah harus diolah lebih lanjut.

Pemilihan cangkang kelapa sawit juga dipertimbangkan oleh tim karena kebermanfaatan dan jumlahnya yang ada di sekitar Bangka Belitung. “Proyeksi kami awalnya adalah memilih kelapa sawit karena kami melihat di sekitar Bangka Belitung terdapat banyak bijih timah, terdapat pula ladang kelapa sawit yang luas,” ujar Billy.

Tim membakar cangka kelapa sawit terlebih dahulu menjadi arang sehingga dapat menjadi karbon reduktor yang mereduksi ilmenit (FeTiO3). Karbon dioksida yang dihasilkan adalah karbon netral dalam proses pembakaran sehingga dapat ditangkap oleh lingkungan dengan baik.

Proses pemurnian yang dilakukan adalah klorinasi. Melalui proses pemurnian ini, didapatkan TiO2 yang berkadar hingga 99% dalam bentuk powder. “Klorida yang kami dapat juga berasal dari laut sekitar. kami mengekstraksi klorida dari natrium klorida yang ada di air laut,” kata Marietha.

Dari proses ini, tim menyakinkan terdapat 20.000 ton rutil (TiO2) per tahunnya. Nilai ini sudah lebih dari seperlima kebutuhan negara per tahunnya. Selain produksi yang masif, proyek hilirisasi ini juga menguntungkan. “Kami capai NPV hingga Rp2,3 trilliun dengan 31,7% internal rate of return,” ucap Marietha.

Tim Scrappy berpesan agar mahasiswa tidak enggan untuk mengikuti lomba. “Melalui pengalaman di ajang perlombaan, beberapa mata kuliah bisa diaplikasikan. Juara hanyalah bonus,” tutur Fauzan. Tim Scrappy turut berterima kaasih kepada Prof. Dr.-Ing. Ir. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T., IPU., dan Zela Tanlega, ST., M.Phil., Ph.D. selaku dosen pembimbing.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)

#prestasi mahasiswa #metalurgi