Lendo Novo: Revolusi Pendidikan sebagai Tinta Emas Masa Depan Indonesia

Oleh Cintya Nursyifa

Editor Cintya Nursyifa

Studium Generale

Bandung, itb.ac.id – Paradigma dalam menyikapi sistem pendidikan di Indonesia menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam, karena pendidikan merupakan hal yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Yang perlu dititikberatkan dalam pendidikan adalah tentang kualitas. Hal ini disampaikan pada pada Rabu (13/09/17) lalu dengan pembicara Lendo Novo (Alumni Teknik Perminyakan dan Founder Sekolah Alam). Pada kegiatan yang bertajuk Education Entrepreneurship ini membahas tentang bagaimana sistem pendidikan secara komprehensif yang dapat diterapkan sesuai dengan psikologis, bakat, minat, dan cara kerja otak manusia. Sistem pendidikan tidak semestinya dipaksakan, karena otak manusia bekerja baik dalam kondisi rileks. Isu ini menjadi menarik karena sebenarnya Indonesia dapat belajar dari Finlandia, mengenai sistem pendidikan yang bersahabat dan tepat sasaran. Pasalnya, Finlandia menerapkan sistem pendidikan tanpa pekerjaan rumah, penuh permainan, jam belajar yang relatif singkat, dan mempererat persaudaraan.

    Sekolah alam yang dikelolanya memiliki beberapa kompetensi yang perlu dicapai, yaitu akhlak (etika), logika, leadership, dan bisnis. Logika dapat dilatih dengan membiasakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah bukan hanya terdapat pada ilmuwan. Prinsip yang dipegang salah satunya adalah bahwa kreativitas adalah kekuatan nyata. Alih-alih mengatakan pendidikan saat ini dirasa mengeliminasi bakat selain ilmuwan, Lendo justru menggunakan pendekatan konsep optimalisasi bakat. Hal ini juga yang dapat menjadi cara pandang yang dapat dikomunikasikan kepada orangtua agar dapat bersinergi dalam pembinaan di rumah.

            
Indonesia diketahui merupakan kontributor oksigen dunia. Setidaknya 40 % oksigen disuplai dari Indonesia. Selain itu, keanekaragaman hayati (biodiversity) Indonesia merupakan yang terkaya kedua di dunia. Potensi itu harus dimanfaatkan terutama terkait pendidikan. Selain itu, karakter menjadi hal yang berdampak dari Indonesia untuk dunia. Pembinaan karakter yang diterapkan harus bersesuaian dengan karakter Indonesia. Negeri ini merupakan negara tropis dengan iklim 2 musim. Kondisi ini memungkinkan metode pendidikan outdoor bisa diterapkan kapanpun. Hal ini yang menjadi kelemahan bagi negara subtropis yang seringkali terhalang cuaca di luar ruangan seperti halnya ketika musim salju.

Lendo Novo, alumni ITB inspirator dunia pendidikan

    Menurut Lendo, berkuliah di ITB merupakan suatu kesempatan emas. Berorganisasi dan berinteraksi dengan orang yang luar biasa tak lain adalah kegiatan yang diharapkan dijalani di samping mempelajari ilmu eksak dan teoritis. Aktivis ITB ini memiliki catatan kepemimpinan sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan PATRA ITB, Sekretaris Jenderal Forum Ketua Himpunan Jurusan ITB (Sekjen FKHJ), Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan PATRA ITB, Ketua Komisi Pendidikan FKHJ ITB, Ketua Umum Yayasan Alam, dan Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil. Selain menjadi pendiri dan penggagas Sekolah Alam itu, Lendo memiliki peran yang sama dalam sejarah TK Islam Salman, Lembaga Bantuan Desain Bandung, LaSalle International College, School of Universe, Maestro School of Entrepreneurship, Social Entrepreneur Research Staff, Civilization Builder bagi puluhan wilayah baik dengan kerjasama lokal maupun internasional.

Sebagai social entrepreneur, Lendo memiliki sejarah yang mumpuni sebagai konsultan, project manager pengembangan industri, advisor program pengembangan industri, konsultan perencanaan kerjasama pembinaan industri untuk kepentingan UKM, serta perencana berbagai program mulai dari regional hingga level internasional. Adapun prestasi yang pernah diraih oleh Sekolah Alam di antaranya, Kid Smart IBM World Program, Ashoka Fellowship, The Global Leading Association of Leading Social Entrepreneurs, dan Membership Montage Indonesia British Council.