Lulus dari Sekolah Farmasi ITB, Teo Kar En Berbagi Pengalaman Kuliah di ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) terkenal dengan keberagaman mahasiswanya yang memiliki latar belakang yang berbeda – beda. Tidak hanya dari berbagai daerah di Indonesia, ada juga mahasiswa asing yang berasal dari negara lain. Salah satunya adalah Teo Kar En, mahasiswi asal Malaysia yang berhasil menyelesaikan program S1 Sekolah Farmasi di ITB.
Menurut Karen, sapaan akrabnya, ITB merupakan universitas idamannya karena memiliki peringkat yang baik di Indonesia maupun dunia. Selain sistem pembelajaran yang menarik, para pengajar di ITB juga memiliki pengetahuan yang luas, antusias, ramah, nyaman untuk diajak diskusi serta menyenangkan.
Dia bercerita, saat kuliah di ITB terdapat tantangan yang harus dilewati seperti masa ujian dan tugas – tugas di waktu yang bersamaan sehingga jadwal kuliah menjadi padat. Bahasa juga menjadi tantangan dirinya dalam proses belajar karena Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa sehari – hari yang digunakan di ITB. Kendala bahasa juga berpengaruh pada saat melakukan diskusi atau membaca sumber informasi berupa buku atau jurnal berbahasa Indonesia.
“Saya tidak bisa bilang bahwa bahasa Indonesia saya bagus, tapi saya senang karena memiliki banyak teman dari Indonesia mau bersusah payah demi saya; mengajari dan menjelaskan semua kebingungan saya seputar Bahasa Indonesia. Tanpa mereka Bahasa Indonesia saya tidak akan sebagus ini,” ujarnya.
Tantangan selama berkuliah di ITB dapat dia diatasi dengan strategi belajar yang tepat. Karen cenderung untuk belajar bersama-sama dengan mahasiswa lainnya (baik internasional maupun regular) untuk memperdalam materi yang dipelajari serta mendapatkan informasi yang mungkin tertinggal ketika mengikuti kelas. Selain itu, dia selalu mencatat apapun yang disampaikan oleh para pengajar dan merapikan catatannya setelah kelas agar mempermudah dirinya saat belajar. Tantangan – tantangan tersebut bukan menjadi hambatan bagi dirinya, namun membentuk pribadi Karen menjadi semakin berkembang serta mandiri.
“Meskipun perkuliahan ini sangat menguras pikiran dan padat jadwalnya, ini adalah proses pembelajaran untuk membuat seseorang lebih mandiri dan lebih baik,” ungkapnya.
Jauh sebelum ia memulai studinya di ITB, ketertarikan Karen untuk berkuliah di Indonesia muncul karena melihat temannya yang sudah lebih dahulu berangkat untuk kuliah ke Indonesia. Kemudian ia mencari tahu lebih dalam mengenai Indonesia, dan mendapatkan gambaran bahwa Indonesia merupakan negara yang menarik.
Setelah melakukan pendaftaran untuk kuliah di Indonesia, Karen akhirnya diterima di ITB. Ketika pertama kali datang ke Indonesia, suasana yang dia rasakan sesuai dengan ekspektasinya. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang damai dengan penduduk yang ramah dan suka menolong. Cuaca yang sejuk juga menjadi salah satu daya tarik yang membuatnya nyaman berada di Indonesia.
Setelah lulus dari ITB, ia berencana untuk mengadakan perjalanan ke berbagai tempat di Indonesia untuk menikmati beragam keindahan alam Indonesia. Kemudian ia akan kembali ke Malaysia dan mendaftar ke Malaysia Pharmacy Law Exam. “I am proud to be one of the ITB students as all of us managed to go through all these hard but memorable time,” ucap Karen menyampaikan kesannya menjadi mahasiswa ITB.
Reporter: Christopher Wijaya (Sains dan Teknologi Farmasi, 2016)