Mahasiswa ITB Akan Kembali Wakili Indonesia dalam Ajang GIS Terbesar di Dunia
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB berbangga atas prestasi mahasiswanya yang akan kembali mewakili Indonesia dalam ajang internasional bertajuk (ESRI UC) di San Diego, Amerika Serikat. Dirga Imam Gozali Sumantri (Teknik Geodesi dan Geomatika 2012) meraih First Place ESRI Award 2017 sehingga mendapat tiket emas menghadiri ajang GIS (Geographic Information System) terbesar di dunia tersebut. Dirga mengikuti jejak kawannya, Tombayu A. Hidayat (Teknik Geodesi dan Geomatika 2012) yang menjadi delegasi Indonesia tahun lalu. Tahun ini ESRI UC akan berlangsung pada tanggal 10-14 Juli 2017.
ESRI adalah perusahaan yang bergerak dibidang GIS dan menjadi pioner ArcGIS, sebuah software pemetaan dan analisis spasial. ESRI UC adalah agenda tahunan yang menjadi ajang berkumpulnya komunitas pengguna GIS dunia. Tidak kurang dari 16.000 orang akan hadir dari seluruh penjuru dunia untuk mengeksplor GIS, mencoba software baru, dan tentunya membangun relasi profesional berkelas dunia.
Dirga tidak hanya serta-merta terpilih menjadi delegasi Indonesia. Dirga dipercayai atas keberhasilannya merancang sebuah aplikasi digital bernama “Braga: Bandung Reliable Geospatial App”. Aplikasi ini memiliki dua fitur utama, yaitu 3D Virtual Map dan Report and Award. 3D Virtual Map adalah fitur yang berisi informasi 3D bangunan bersejarah Kota Bandung. Tujuan fitur ini adalah untuk meningkatkan apresiasi mayarakat mengenai bangunan bersejarah (historical landmark) di kota ini. Report and Award adalah fitur yang bisa digunakan masyarakat untuk melaporkan kerusakan atau penyalahgunaan fasilitas publik ke pemerintah dengan fitur unggulan geotagging (foto dengan koordinat). Atas laporannya, masyarakat kemudian akan mendapatkan hadiah berupa penggunaan fasilitas umum yang menggunakan smart card, seperti tiket bis, rental sepeda, atau tiket parkir.
“Yang melatarbelakangi aplikasi ini adalah keresahan saya melihat kesadaran masyarakat yang buruk dalam menggunakan dan menjaga fasilitas publik. Diharapkan aplikasi ini dapat menambah pengetahuan, meningkatkan kesadaran, hingga akhirnya dapat mengubah perilaku masyarakat agar dapat menggunakan dan menjaga fasilitas umum dengan baik,” jelas Dirga.
Dirga berharap agar aplikasi yang ia rancang dapat diterapkan sebagai fitur pendukung mewujudkan Bandung Smart City. Di ESRI UC nanti, ia mengaku ingin mencari referensi sebanyak-banyaknya dari belahan dunia lain mengenai masalah yang ada, yaitu bagaimana informasi spasial membantu mengurai masalah-masalah tersebut.
“Terima kasih kepada teman-teman angkatan yang mau sharing pengalaman dan dosen-dosen Geodesi yang memberi saran untuk aplikasi ini (Braga-red),” tutup Dirga.
Dokumentasi oleh narasumber