Mahasiswa ITB Bangun Kedekatan Dengan Warga Sekitar Melalui Layar Tancap

Oleh Pengirim Lepas

Editor Pengirim Lepas

Suasana Sinema Rakyat Tamansari di Lapangan Pulosari RW 15 Kelurahan Tamansari, BandungBANDUNG, itb.ac.id - Sabtu (15/02/2014) malam, mahasiswa ITB bersama masyarakat Tamansari mengakrabkan diri dengan kegiatan menonton bersama melalui layar tancap. Kegiatan bertajuk "SIKAT: Sinema Rakyat" ini diselenggarakan pada 2 lokasi berbeda dalam waktu bersamaan, yaitu di Lapangan Pulosari RW 15 Kel. Tamansari, dan Lapangan RW 08 Kelurahan Lebak Siliwangi. Kegiatan yang merupakan salah satu bagian dari rangkaian gerakan Collaboration ITB "Punten Tamansari" ini berhasil menyedot animo ratusan warga Tamansari. Dalam 4 tahun terakhir, ini kali pertama mahasiswa ITB dan masyarakat Tamansari meleseh bersama dan berdesakan dalam pertunjukan layar tancap.

Meskipun diadakan pada malam hari, Lapangan Pulosari tetap ramai dipenuhi anak-anak. Mulanya penonton yang datang hanya sekitar 30 orang, namun lapangan semakin ramai dipadati warga seiring bertambah larutnya malam. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun turut ambil bagian di Sinema Rakyat yang pada malam itu memutar film Denias. Film ini mengisahkan kehidupan Denias, seorang anak suku pedalaman Papua yang berjuang demi mendapatkan pendidikan yang layak.

Walaupun bukan merupakan film baru, film tersebut dapat ditonton dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dari semua umur. "Film ini sengaja dipilih karena jalan ceritanya yang sangat mendidik," ujar Taufik Hidayat (Perencanaan Wilayah dan Kota ITB 2011), Ketua Sinema Rakyat. Taufik berharap, penonton dapat menyelami makna di balik film tersebut, dan dapat mengambil esensi yang lebih dalam dari kegiatan dan tidak hanya menjadikannya sebagai ajang menonton bersama saja.

"Saya datang kesini sambil mengantar dua orang anak saya. Acaranya bagus, filmnya juga mendidik," kata Susanti, salah seorang warga RW 15 yang ikut berpartisipasi pada kegiatan ini. Menurut Susanti, program-program di televisi saat ini cenderung kurang mendidik. Karenanya, Beliau lebih senang anak-anaknya mengikuti kegiatan menonton bersama dengan jenis film seperti Denias ini.

Raut antusias tampak pada muka warga, begitu pun mahasiswa. Semua panitia maupun peserta acara membaur dan ikut berkumpul serta bercengkerama bersama warga sekitar. Suasana semakin hangat dengan obrolan yang sesekali diselingi camilan jagung rebus, bandrek, dan aneka jajanan rakyat lainnya. Sesuai yang diharapkan, acara ini menjadi langkah awal untuk mendekatkan mahasiswa dan masyarakat. "Kalau sudah dekat, kita bisa lebih nyaman bergerak bersama masyarakat sekitar untuk membuat Tamansari menjadi kampung wisata kreatif," tutur Setyaki Sholata Sya (Teknik Elektro 2010), Ketua Collaboration ITB.

Saat ini, tak dapat dipungkiri mayoritas mahasiswa sudah terlalu disibukkan oleh banyak hal, yang membuat mahasiswa kurang peka dan sering 'lupa' dengan lingkungan sekitarnya. Acara ini merupakan acara pertama yang mengawali beberapa agenda tim Collaboration ITB bersama warga Tamansari, masyarakat yang menempati wilayah permukiman yang paling dekat dengan kampus ITB.

 

Sumber: Abdul Salam