Mahasiswa ITB Gelar Pameran Bertajuk “Nempo Bandung: Melihat yang Tak Terlihat”
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id –Dalam rangka meningkatkan kepedulian mahasiswa ITB sebagai warga Kota Bandung, sekelompok mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Pangripta Loka (HMP-PL) ITB mengadakan sebuah pameran yang bertajuk “Nempo Bandung”.
Berlokasi di basement Gedung CC Timur ITB, pameran ini dibuka pada 22-23 September 2022, mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB. Pameran ini merupakan bentuk kerja sama antara Divisi Studi dan Aktualisasi Kemasyarakatan HMP-PL ITB dengan Biru Voices yaitu program dari Bicara Udara, Nafas Indonesia, dan Yayasan Indonesia Cerah.
Menurut keterangan dari Ketua Pelaksana acara, Sonia Bunga, nama pameran ini berasal dari bahasa Sunda yaitu “nempo” yang berarti “melihat”. Sejalan dengan tujuannya, acara ini ingin mengajak mahasiswa ITB yang merupakan warga Kota Bandung dan sehari-harinya beraktivitas di kota ini, untuk melihat lebih jauh kondisi udara Kota Bandung. Selama ini mungkin banyak masyarakat menganggap udara di kota tersebut masih bersih dan aman karena memang masih terasa sejuk.
Saat pertama kali masuk ke ruang pameran, pengunjung disuguhkan dengan perjalanan perkembangan Kota Bandung dari tahun 1800-an hingga akhirnya bisa menimbulkan polusi. Kondisi udara Kota Bandung dengan tingkat polusi yang sudah tidak aman salah satunya disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan kota yang pesat serta tingkat urbanisasi yang tinggi.
Di pameran ini juga disediakan layar monitor komputer yang menampilkan informasi-informasi terkait kondisi serta tingkat polusi udara di Kota Bandung yang dapat dibaca. Selain itu, di beberapa bagian ruangan pameran, pengunjung juga dapat menuliskan harapannya terhadap Kota Bandung serta kesan pesan dari pameran yang memiliki tagline “melihat yang tak terlihat” ini.
Diwawancarai langsung di lokasi pameran, Sonia berharap acara ini dapat meningkatkan kesadaran warga Kota Bandung bahwa sudah saatnya kondisi serta tingkat polusi udara di kota ini lebih menjadi perhatian lagi oleh semua pihak dari semua kalangan. “Kota yang kita tinggali ini sebenarnya sudah tidak sebersih yang kita kira.
Harapannya masyarakat semakin sadar bahwa tingkat polusi udara ini sudah termasuk bahaya dan sudah memberi impact kurang baik ke tubuh kita. Semoga orang-orang juga lebih mindful dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari setelah mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya.
Reporter: Camilla Rosanti Budimansyah (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)