Mahasiswa ITB Menyabet Gelar Juara dalam Kompetisi Kajian Nasional Universitas Padjadjaran

Oleh Okta Indah Sulistyorini

Editor Okta Indah Sulistyorini

BANDUNG, itb.ac.id – Kampus Ganesha sekali lagi berhasil menorehkan prestasi, kali ini di bidang kajian. Mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis, tanpa meninggalkan kreativitas dalam jejak pemikiran yang dihasilkan. Adalah 3 mahasiswa dari Teknik Geofisika, yaitu Haidar Ali Rizqi, Rurry Elsa Lorenza, dan Aditya Prabowo, yang berhasil memboyong gelar juara ketiga dari Lomba Kajian dan Infografis Bonus Demografi di Kompetisi Muda Mudi Padjajaran Gemilang (KUJANG 2017) pada babak yang digelar Rabu (06/09/17) lalu.

Menurut pakar demografi, Prof. Sri Moertiningsih, bonus demografi ini sendiri merupakan perubahan struktur umur penduduk dimana penduduk usia produktif jauh lebih banyak daripada usia non-produktif sehingga menurunkan beban rasio keterganungan dan mempercapat pertumbuhan ekonomi. Tim KOMODO GESIT memulai dengan menjabarkan sendiri pengertian yang mereka pahami tentang bonus demografi dari artikel dan literatur. Berangkat dari pengertian, ide-ide kemudian dikembangkan hingga proyeksi dari kemungkinan- kemungkinan apabila bonus demografi ini sukses atau gagal dimanfaatkan oleh suatu bangsa. Setelah mengelaborasikan pemikiran, peserta selanjutnya dapat menentukan parameter-parameter yang diperlukan untuk menyiapkan strategi untuk menghadapi bonus demografi ini.

Berangkat dari identifikasi masalah berupa tenaga kerja yang berlimpah dengan tingkat pendidikan yang rendah, tim KOMODO gesit sadar bahwa golongan tersebut harus bisa dieskalasi potensinya melalui sektor penyerapan tenaga kerja informal. Oleh sebab itu terlahirlah ide bertajuk Koperasi Modern: Gebrakan Ekonomi Berbasis Teknologi. Koperasi merupakan bentuk platform ekonomi yang sejak awal berdirinya bangsa ini menjadi salah satu ujung tombak ekonomi kerakyatan Indonesia. Tujuh tugas utama koperasi menurut bung Hatta antara lain memperbanyak produksi, memperbaiki kualitas produk, memperbaiki distribusi, memperbaiki harga, menyingkirkan sistem rentenir/lintah darat, dan menjadi lumbung produk-produk dari masyarakat. Dengan tugasnya tersebut sudah sewajarnya koperasi menjadi jawaban atas permasalahan yang ada pada sektor informal.

“Menurutku, isu ini sangat penting dan perlu perhatian lebih. Karena momen bonus demografi ini hanya terjadi sekali dalam suatu peradabaan Negara sehingga kita harus memanfaatkan momen ini sebaik baiknya untuk membangun negeri ini dan jangan sampai bonus demografi ini hanya akan menjadi beban Negara saat momen ini telah berakhir,” tutur Elsa, salah satu anggota dari tim KOMODO GESIT mengenai pandangannya terhadap isu bonus demografi ini sembari menutup perbincangan.