Mahasiswa ITB Raih 1st Runner-Up Kompetisi Social & Technology Innovation for Community Challenge 2024
Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Tim StarMina yang terdiri atas tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), menjadi juara 1st Runner-Up in Social Category kompetisi Social and Technology Innovation for Community Challenge yang diselenggarakan PT Kilang Pertamina International Refinery Unit III Plaju yang bekerja sama dengan Yayasan Antara Djaya Indonesia di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Mereka adalah Annisa Edi Setiyani, M. Defryana R., dan Viviany Marcella.
Kompetisi ini merupakan ajang yang bertujuan mendorong inovasi dalam bidang sosial dan teknologi.
Fokus utama kompetisi ini menghasilkan solusi inovatif berupa gagasan atau ide sosial dan teknologi yang tepat guna untuk mendukung beberapa program CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju.
Di bawah bimbingan Dosen ITB, Dr. Fikri Zul Fahmi, S.T., M.Sc. dan Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A., Ph.D., Tim StarMina merancang sebuah solusi inovatif jangka panjang dan berkelanjutan. Mereka menggabungkan sumber daya lokal dan tujuan masyarakat adat dengan arahan pembangunan tingkat tinggi, dengan hasil berupa cetak biru pembangunan yang menyeluruh.
Lebih dari 180 kelompok yang terdiri atas 500 mahasiswa dari seluruh Indonesia tergabung dalam gagasan ini.
“Kami menyusun inisiatif pembangunan yang memberdayakan masyarakat adat untuk memimpin kemajuan mereka sendiri. Inisiatif ini mempromosikan pembangunan masyarakat yang inovatif, meningkatkan interaksi yang bermakna antara orang, ruang, dan aktivitas,” ungkap Viviany, salah seorang perwakilan Tim StarMina.
Selama mengikuti kompetisi yang berlangsung pada tanggal 7 Februari 2024 hingga 2 Juni 2024, mereka mengalami beberapa tantangan seperti manajemen waktu dan kesulitan mengambil data secara langsung.
“Tantangannya di time management karena waktu pengerjaan lomba tersebut bertepatan dengan masifnya tugas kuliah. Selain itu, kami tidak bisa mengambil data observasi dan wawancara karena waktu dan jadwal yang bertabrakan dengan jadwal kuliah, sehingga kami memiliki data yang sangat terbatas baik data kualitatif maupun data kuantitatif,” ujarnya.
Setelah berakhirnya kompetisi, mereka berharap bahwa berbagai solusi inovatif yang dikerjakan masing-masing tim dapat berdampak dan dikembangkan secara luas, khususnya untuk masyarakat adat lokal.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)