Mahasiswa Teknik Elektro ITB Buat Teknologi Smart Traffic Management System
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id – Volume kendaraan yang berlalu-lalang setiap hari di jalan raya semakin lama semakin besar. Ini tidak sebanding dengan besar ruas jalan yang bisa dilalui. Lampu lalu lintas yang dipasang pada ruas-ruas jalan pun kadang menimbulkan permasalahan tersendiri karena durasi lampu lalu lintas yang tidak tepat justru dapat menimbulkan kemacetan. Permasalahan ini yang coba diatasi oleh software ‘Smart Traffic Management System’. Software ini dikembangkan oleh Gok Sidabutar, seorang mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro ITB angkatan 2014.
Mengenai cara kerja sistem ini, Gok menjelaskan, “Smart Traffic Management System adalah sistem pintar yang menjalankan lampu lalu lintas secara otomatis. Sistem ini mengambil input data lalu lintas berupa perhitungan jumlah kendaraan melalui kamera, kamera telah diintegrasikan dan dapat melakukan pengolahan citra digital atau Image Processing. Sistem secara keseluruhan akan berjalan otomatis tanpa ada campur tangan lagi seperti pengaturan manual lampu lalu lintas oleh petugas seperti yang terjadi sekarang ini.”
Dengan menggunakan sistem ini, pembagian durasi lampu lalu lintas akan menjadi lebih tepat. Ruas jalan yang padat akan mendapat durasi lampu hijau lebih lama, sedangkan ruas jalan yang lengang akan mendapat penyesuaian. Sistem ini akan mampu mengurangi kebutuhan pengaturan manual yang biasa dilakukan ketika durasi lampu lalu lintas antar ruas jalan tidak seimbang.
Smart Traffic Management System akan membantu mengawasi laju arus kendaraan pada setiap jalur secara terintegrasi. Kamera yang terintegrasi dengan sistem akan melakukan pengolahan citra digital seperti penghitungan kendaraan yang melintas untuk memberi informasi kepadatan jalur serta membandingkannya ke jalur-jalur lainnya juga.
Informasi ini lalu akan dipakai sistem untuk menentukan pembagian durasi lampu merah, hijau, dan kuning yang tepat di setiap jalur agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan dan berpotensi menyebabkan kemacetan. Perubahan laju arus kendaraan di setiap jalur akan dipantau secara otomatis, demikian pula dengan perubahan durasi lampu lalu lintas yang turut menyesuaikan keadaan kepadatan kendaraan di setiap jalur. “Sistem mengatur lampu sesuai kebutuhan saat itu juga, masalah berapa banyak waktu lampu hijau atau merah, atau parameter lainnya dapat diatur,” jelas Gok.
Gok menuturkan bahwa saat ini dunia telah memasuki era kecerdasan buatan atau artificial intelligence, dan bersamaan dengan itu Indonesia mengalami masalah kemacetan hampir di seluruh kota besar. Ia melihat bahwa rekayasa manajemen lampu lalu lintas merupakan sebuah peluang besar untuk memecahkan masalah tersebut.
Kelebihan dari penggunaan software ini adalah eksekusinya yang otomatis dan tidak memerlukan bantuan user seperti yang saat ini masih di terapkan di Indonesia. Gok juga mengatakan bahwa prototype yang telah ia kerjakan selama 10 bulan itu memakan biaya sekitar tujuh juta rupiah.
“Perancangan dilakukan selama saya mengambil TA2 yakni sekitar 4 bulan, tapi didahului perancangan pada TA 1 selama 6 bulan. Karya ini sendiri belum pernah saya ikutkan dalam lomba,” tutur Gok.
Smart Traffic Management System ini ditampilkan pada EEDays 2018 pada 22-24 Mei 2018 di Aula Timur ITB. Gok berharap kedepannya gagasan yang ia ciptakan ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat digunakan pada kondisi real lalu lintas.
Reporter: Jonatan Kevin Daniel