Mahasiswi Kriya ITB Raih Prestasi Fashion Design Competition Semarang Fashion Trend 2022
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Seorang Mahasiswi Kriya ITB 2019, Syahda Fitrinisa Gunawan, berhasil membawa pulang prestasi sebagai juara 2nd Runner-Up Fashion Design Competition Semarang Fashion Trend 2022. Perhelatan ini diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber Semarang yang bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang.
Tema yang dibawakan pada kompetisi desain ini yakni “Koleksi Ready-to-wear Budaya Jawa Tengah” dengan looks kontemporer, global, dan tren 2022/2023. Dengan tema yang diusung, Syahda beserta kontestan yang lain membuat desain pria dan wanita masing-masing dua looks dengan kewajiban menggunakan wastra Jawa Tengah.
Untuk mencapai babak final, bukan perkara yang mudah karena harus melewati serangkaian seleksi. Seluruh pendaftar dengan desain yang diajukan hanya dipilih lima finalis saja. Pada tahap final semua finalis ini menghadirkan satu look masing-masing untuk busana pria dan wanita. Busana tersebut kemudian dipamerkan pada ajang Runway Fashion Show di BBPVP Semarang yang dinilai langsung di hadapan para juri.
Pada karyanya, Syahda membawa tampilan busana yang penuh makna dengan tema “Gelora Djawa Baroe”. Gelora Djawa Baroe mengajak para anak muda untuk terus bersemangat dalam berkarya dan melakukan berbagai kegiatan positif saat dan setelah dirundung wabah pandemi.
Motif-motif yang tervisualisasi dalam busananya terinspirasi dari gaya batik Pekalongan Buketan yang sarat akan warna cerah yang menginterpretasikan suara dari Gelora Djawa Baroe. Syahda merealisasikannya ke dalam koleksi spring summer dengan membawa kesan ceria, kontemporer, kasual, elok, dan cemerlang.
Pesan semangat baru yang dibawakan Gelora Djawa Baroe ini tidak hanya ditunjukkan melalui coraknya belaka, melainkan juga usaha yang Syahda kerahkan di baliknya. Tantangan utama yang dihadapi yakni dalam proses produksinya karena jarak pengumuman finalis dengan tahap final hanya dua minggu saja. Di samping kesibukan akademik dan magang, ia berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkan desainnya. Dalam dua minggu itu, Syahda harus memikirkan bahan yang cocok untuk busananya dan pengerjaan panjaitan dengan sokongan dari dosen, teman, dan orang tua. Hingga pada akhirnya, upaya ini berhasil membawanya menjadi juara 2nd Runner-Up untuk lomba desain fesyen yang pertama kali ia ikuti.
Kompetisi ini menambah wawasan dan relasi baru baginya dalam dunia fesyen. “Untuk pertama kalinya aku ikut lomba fashion design dan menang sebagai 2nd Runner-Up ini sangat berkesan karena menambah pengalaman aku dalam dunia fesyen, bertemu dengan pengrajin-pengrajin batik, bertemu dengan peserta lomba lain yang hebat-hebat, melihat bagaimana sebuah event fashion show digelar, manajemen waktu, dan tentunya menambah relasi,” ucapnya.
Ia berharap dengan prestasinya ini tidak menjadikannya untuk berhenti belajar akan hal baru dan berusaha untuk berkoneksi dengan siapapun. Semua capaiannya ini tentu tidak terlepas dari peran orang-orang di sekitar terutama dosen, teman, dan keluarga. Berkat pengalamannya ini ia bertekad untuk terus bersemangat dalam menciptakan karya-karya yang lain.
Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin/FTMD, 2020)