Melalui Diskusi “Mengubah Tanah Menjadi Uang,” FSRD ITB Angkat Isu Potensi Industri Keramik

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

demand

BANDUNG, itb.ac.id –Permintaan terhadap keramik di Indonesia saat ini semakin lama semakin meningkat. Menurut data yang dihimpun oleh Kementerian Perindustrian, industri keramik berkembang 10-15% setiap tahunnya. Namun, angka produsen dan pemasok yang dapat memenuhi justru tidak berkembang. Hal ini mendorong alumni dan dosen FSRD ITB mengedukasi masyarakat betapa potensialnya industri keramik melalui diskusi bertopik “Mengubah Tanah Menjadi Uang” yang digelar di Perpustakaan Kineruku, Sabtu (02/04/17).

Pentingnya Identitas Karya Keramik

Diskusi yang digelar hari Minggu ini mengundang beberapa pembicara yang sudah lama bergelut di industri keramik. Beberapa yang hadir diantaranya Nurdian Ichsan, S.Sn, M.Sn (Ketua Program Studi Seni Rupa ITB), Elina Farida (Praktisi keramik, pendiri Elina Keramik) dan Fauzi Andhika (Dosen, penggagas Pori Keramik).

Topik diskusi dibuka dengan pemaparan tentang pendefinisian studio keramik. “Sebenarnya, tidak ada definisi kaku mengenai apa itu studio keramik sebenarnya,” ujar Nurdian. Nurdian pun melanjutkan sesi diskusi dengan pemaparan pengalaman-pengalamannya selama menjalankan studio keramik. Ia pun memberikan cerita pengalamannya tentang ketertarikannya terhadap nilai seni sebuah keramik, bukan fungsionalitas keramik yang cenderung minimalis.

Diskusi pun dilanjutkan dengan prospek bisnis keramik di Indonesia. “Jika ingin bisnis keramik berkembang cepat, yang perlu dilakukan oleh pemiliknya adalah menjadi fleksibel terhadap desain dan mengikuti trend pasar tetapi tetap memberikan identitas di setiap produk yang akan dilempar ke pasar,” ujar Fauzi. Ia pun menyampaikan pentingnya pemahaman pemilik industri keramik pada pangsa pasarnya. “Jangan sampai desain kita minimalis, tetapi ikut pameran pemerintah di Dubai. Pasti salah besar, karena pasar disana tentunya lebih tertarik pada desain yang blink-blink dan warna mencolok,” tambah Elina. Diskusi pun ditutup dengan sharing terkait usaha-usaha Pemerintah Indonesia dalam menawarkan ekspor dan juga pameran di luar negeri. Selain diskusi, terdapat juga pasar keramik bertema “Dibuang Sayang” oleh Kandura Studio, Tacit Ceramics, Pori Keramik, dan beberapa studio keramik lainnya.

Reporter: Silvi Absharina A.F. (Sekolah Bisnis dan Manajemen 2016)
ITB Journalist Apprentice 2017