Membangun Desa Mandiri Melalui Kewirausahaan Lokal
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - PL3121 Perencanaan Wilayah dan Perdesaan menyelenggarakan kuliah tamu di Ruang Serbaguna (RSG) Labtek IXA, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (17/5/2024). Narasumber kegiatan itu adalah Ibu Tri Mumpuni, ilmuwan tenaga listrik pembangkit hidroelektrik sekaligus pegiat pemberdayaan masyarakat desa. Beliau membawakan topik "Pengembangan Perdesaan Berbasis Kewirausahaan Lokal".
“Desa mendapat banyak sumber daya alam. Namun, desa-desa saat ini masih miskin karena masih banyak yang belum mempunyai kemampuan untuk mengelola sumber daya alam tersebut,” ujarnya.
Beliau menganjurkan agar setiap mahasiswa memiliki sistem berpikir yang berbeda. Bila mahasiswa sudah bekerja di desa maka harus melihat kompetensi kerakyatan, yaitu berpikir dan bertindak setara. Setelah itu, mahasiswa harus memiliki kompetensi kejuangan yang dapat membawa kesetaraan tersebut.
“Apabila mahasiswa sudah menguasai kompetensi kerakyatan dan kejuangan, maka akan terdapat bonus, yaitu kompetensi keikhlasan,” katanya.
Kuliah ini menitikberatkan pada pengembangan kemampuan personal untuk meningkatkan kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual.
Sejumlah video mengenai pengabdian orang yang berusia produktif, salah satunya mahasiswa Elektro, UGM, yang mengembangkan tepung dari singkong diputar. Terdapat tiga klaster dalam pengembangan usaha tersebut, klaster pertama yaitu petani singkong yang membudidayakan dengan konsep integrated farming sehingga produksi singkongnya meningkat. Klaster kedua yaitu ibu-ibu yang bekerja di bagian fermentasi. Klaster ketiga yaitu pemuda yang bekerja di bagian pengemasan, pemasaran, dan quality control.
“Kalau kita mau masuk ke dalam masyarakat harus ada tiga pemetaan, yaitu sosial, sektoral, dan spasial. Setelah itu, dapat didiskusikan dan agar masyarakat dapat melakukan self-development process,” katanya.
Reporter: Yohana Aprilianna (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)